Chanelmuslim.com – Umar bin Khathab adalah khalifah dengan kekuasaan yang luas. Jika Abu Bakar as-Shiddiq dikatakan sebagai orang yang sangat mirip dengan Rasulullah, hal itu karena kehati-hatian Abu Bakar yang selalu ittiba. Umar bin Khathab meneruskan perjuangan dakwah Islam dan memperluas penyebaran agama Islam hingga seluruh jazirah Arab dan sekitarnya.
Umar bin Khathab terkenal sebagai khalifah yang adil dan bijaksana, ia adalah sosok pemimpin yang dikagumi rakyatnya. Pada masa Umar bin Khathab-lah terjadi beberapa ijthihad kontemporer atas beberapa permasalahan. Dan dari Umar bin Khathab-lah kemudian lahir keturunan-keturunan yang merupakan ahli ilmu serta pemimpin yang adil seperti Ibnu Abbas dan Umar bin Abdul Aziz.
Baca Juga: Keadilan dan Ketegasan Khalifah Umar bin Khattab Radhiallahu ‘Anhu
Saat Umar bin Khathab Menangisi Seorang Pendeta
Ada satu kisah menarik dari Umar bin Khathab, dikisahkan pada suatu hari, Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berhenti di suatu gereja kecil, ia melihat seorang pendeta berada di dalamnya. Pendeta itu diberi tahu bahwa ada Amirul Mukminin datang kepadanya, maka ia berdiri dengan gemetar karena badannya lemah. Melihat keadaan pendeta itu, maka Umar menangis. Ketika diberitahu bahwa laki-laki itu adalah orang Nasrani maka Umar berkata, “Aku tahu bahwa ia adalah orang Nasrani, tapi (yang membuatku menangis) aku ingat firman Allah:
“(Ia) bekerja keras lagi kepayahan, lalu memasuki api yang panas (neraka)” (Terjemah QS. Al-Ghasiyah: 3-4)
Karena sesungguhnya amalan dan segala kebaikan bagi orang kafir bagaikan fatamorgana.
“Orang-orang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatangi ‘air’ itu, dia tidak mendapati apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih. Apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (an-Nur: 39—40)
Inilah yang ditangisi Umar bin Khathab, dirinya merasa takut akan kehilangan iman yang menjadikannya dapat masuk ke neraka. Sekeras apapun usaha dan ibadah yang dilakukan, dan berbagai kebaikan tidak akan ada artinya tatkala kita tidak beriman pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengakui Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam sebagai utusan Allah. (w)
Referensi:
asysyariah.com/amalan-tanpa-ilmu-laksana-fatamorgana/
http://www.albalaghmedia.com/2014/12/ketika-umar-bin-khattab-menangis.html