ChanelMuslim.com – Rumah Sehat Baznas (RSB) Yogyakarta serius dalam melayani kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Melalui unit kesehatan keliling (UKK), suatu layanan kesehatan luar gedung yang dilakukan secara rutin dengan mendatangai mereka yang membutuhkan di kantong-kantong kemiskinan di daerah DIY dan Jateng (Magelang). Demikian diungkapkan oleh, Manajer RSB, dr. Tria Meilla Retnaningtyastuti (29) saat diwawancarai bimasislam beberapa waktu lalu (7/4).
“UKK dilakukan 4 kali dalam seminggu mulai hari Senin-Kamis, dengan total seluruh jumlah titik UKK sebanyak 20 titik. Dari ke 20 titik tersebut didatangi kembali setiap 35 hari sekali (mengacu penanggalan Jawa)”, ungkap dr. Tria.
Berangkat dari rasa kekhawatiran BAZNAS, lanjut dr. Tria, bahwa tidak semua orang khususnya masyarakat kurang mampu (mustahiq) dapat menikmati suatu layanan kesehatan dengan kualitas yang baik, tidak berbelit-belit/menyusahkan secara adminitrasi dan terjangkau untuk mereka. Oleh karena itu, didirikanlah RSB melalui kerjasama beberapa pihak yang mempunyai perhatian besar untuk kesehatan dhuafa, membangun balai pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu. RSB, imbuh dr. Tria, diperuntukkan untuk setiap orang yang masuk dalam golongan penerima zakat (mustahiq) dan telah dibuktikan oleh petugas survey dari RSB.
Menurut sejarah didirkannya, RSB berdiri di atas lahan seluas 1.500 meter persegi, merupakan wakaf dari Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW-UII) berlokasi di Jalan Imogiri Barat, Timbulharjo, Sewon, Bantul yang diresmikan pada tanggal 17 Januari 2012 bertepatan dengan Milad BAZNAS ke-11. Bina Keluarga Sehat (BKS) & Gizi Center.
Kepada bimasislam, dr. Tria juga menyampaikan, RSB sedang mengembangkan program BKS dan Gizi Center yang perwujudannya merupakan salah satu visi RSB yaitu penekanan terhadap aspek preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (pemeliharaan kesehatan).
“Alhamdulillah, diluar dugaan respon/antusias luar biasa ditunjukan terhadap program ini. Terbukti karena setiap bulan jumlah peserta yang mengikuti program BKS & Gizi Center semakin bertambah”, ungkap dr. Tria. Mengenai program Gizi Center, ini merupakan metamorfosis dari program UKK yang semula berupa pengobatan berbagai jenis penyakit dasar menjadi terfokus terhadap pemantauan status gizi balita.
Center kesehatan ini dibentuk karna jumlah pasien balita yang kurang gizi di wilayah pelayanan kesehatan tersebut terlihat sangat mencolok.
“Selain melakukan pelayanan kesehatan pada balita. Program gizi center juga melakukan kegiatan Ante Natal Care pada ibu hamil. Sehingga, diharapkan dengan adanya program ini, kondisi status gizi balita di wilayah tersebut berubah membaik”, imbuhnya.(jwt/bimasislam kemenag)