ChanelMuslim.com – Ruang Hati dan Ruang Tidur, oleh: Ashma Nabilah
Coba tengok rumah sebentar yuk, Bunda. Manakah yang lebih luas? Kamar tidur atau kamar mandi rumah?
Normalnya, kamar tidurlah yang lebih besar. Lebih banyak perabot dengan ukuran yang juga lumayan besar, maka dia butuh ruang lebih besar. Sedangkan kamar mandi, mungkin hanya sepertiga ukuran kamar tidur atau bisa jadi lebih kecil lagi.
Baca Juga: Dalam Hati Ibu
Ruang Hati dan Ruang Tidur
Jadi saat furniturenya lebih kompleks, lebih banyak, lebih besar, maka normalnya butuh ruang yang lebih besar untuk menampung kebutuhan, kecuali ada kantong doraemon yang bisa digunakan untuk menyembunyikan barang-barang Bunda.
Lalu logikanya, jika masalah hidup terasa lebih kompleks, semakin banyak dan terasa berat. Maka ruang hati juga harus lebih luas bukan?
Jika sulit sekali memperluas ruang tersebut, bagaimana?
Ada sebuah konsep ruang:
“Tersedia begitu banyak ruang dalam sebuah ruang, dan saat kamu kehabisan ruang, apakah sudah begitu saja? Bagaimana jika kamu masih bisa melakukan banyak hal terhadap ruang tersebut?” – compact space (IKEA)
Ibarat gelas yang diisi dengan batu-batu besar, masih tersisa ruang kecil yang bisa diisi oleh batu-batu yang lebih kecil. Dan masih bisa juga diisi dengan butiran-butiran pasir. Lalu juga masih bisa diisi oleh partikel-partikel air. Dengan kata lain, sebuah ruang bisa muat untuk berbagai jenis zat.
“Masih muat euy”.
Itu hanya konsep ruang buatan manusia. Lalu bagaimana konsep ruang hati manusia yang mana adalah buatan Dzat Yang Maha Melapangkan. Bukankah ruang itu jadi jauh lebih ajaib daripada kantong doraemon?
Bagaimana cara meluaskan ruang hati?
Bagi saya, kuncinya adalah refleksi diri atau bahasa lainnya adalah muhasabah diri. Saat kita merasa banyaknya kekurangan diri sebagai manusia, maka saat itu juga kita melepas kesombongan diri.
Karena bisa jadi hati kita sudah ditutupi batu-batu ego yang besar hingga permata hikmah dan nasihat juga sulit masuk.
Jadi jangan lupa sempatkan muhasabah diri hari ini, Bunda.[ind]