• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 2 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Rasulullah Sangat Marah Jika Hukum Allah Dilanggar, tetapi Sabar apabila Dirinya yang Disakiti

Agustus 29, 2022
in Khazanah
Doa Rasulullah Jika Tiba Waktu Malam Saat dalam Perjalanan

Foto: Pexels

121
SHARES
933
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

RASULULLAH sangat marah jika hukum Allah dilanggar. Namun, beliau tidak marah jika dirinya disakiti. Seperti diketahui, Rasululllah adalah teladan dalam segala hal. Kita bisa meneladan beliau.

Baca Juga: Dzikir Rasulullah setelah Shalat

Rasululllah Sangat Marah Jika Hukum Allah Dilanggar, tetapi Sabar apabila Dirinya yang Disakiti

Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah marah jika disakiti. Tetapi jika hukum Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam misinya mengemban risalah dan menyebarkan dakwah Allah, Rasullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering sekali disakiti oleh musuh-musuhnya, terutama ketika masih berada di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.

Beliau pernah dilempar batu hingga berdarah, pernah diludahi, pernah dilempar kotoran, dikatakan gila, pendusta, tukang sihir, dan sebagainya. Bahkan beliau juga pernah hampir dibunuh. Namun semua itu beliau hadapi dengan sabar dan ikhlas.

Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Apakah engkau pernah mengalami hari yang lebih dahsyat daripada waktu perang Uhud?”

Kata Nabi, “Sungguh aku pernah menerima perlakuan dari kaummu yang lebih menyakitkan daripada itu. Dan yang paling menyakitkan adalah pada saat hari Aqabah.

Ketika itu aku minta tolong kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kulal, tapi dia tidak memenuhi apa yang aku inginkan. Maka aku pun pergi dengan perasaan sangat sedih.

Aku berjalan tanpa sadar ke mana aku melangkah, dan baru sadar saat berada di ujung bukit. Lalu aku medongakkan kepalaku ke langit, dan tiba-tiba aku dinaungi oleh awan di atasku.

Aku pun melihat ke arah awan, ternyata dia Jibril Alaihisalam di sana. Dia memanggilku seraya berkata, ‘Hai Muhammad, sesungguhnya Allah Ta’ala mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu dan apa yang mereka lakukan terhadap dirimu.

Sesungguhnya Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu agar engkau perintah dia apa pun yang engkau mau.’

Kemudian malaikat penjaga gunung itu memanggilku seraya mengucapkan salam kepadaku.

Dia berkata, ‘Hai Muhammad, Sesunggunya Allah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu. Aku adalah malaikat penjaga gunung, dan Tuhanku telah mengutusku kepadamu agar engkau menyuruhku untuk melakukan apa saja yang engkau kehendaki.

Kalau engkau mau, akan aku timpakan dua gunung ini pada mereka!’ Aku berkata, ‘Jangan justru aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun’.”

Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu mengisahkan, bahwa suatu hari dia pergi bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Ketika itu beliau mengenakan jubah buatan Najran (Yaman). Tiba-tiba datang seorang badui dan menarik selendang yang sedang beliau kenakan dengan sangat kasar.

Anas mengatakan, bahwa tarikan orang badui itu sampai membekas di pundak beliau dikarenakan saking kerasnya.

Orang badui itu berkata, “Hai Muhammad! Beri seraya tertawa kecil. Kemudian beliau menyuruh salah seorang sahabatnya agar memberikan sejumlah harta kepada orang badui tersebut.

Lihatlah, betapa agungnya pribadi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bukannya beliau marah kepada orang badui yang telah menyakitinya itu, namun justru beliau malah tertawa dan mengabulkan apa yang diminta oleh badui tersebut, yakni memberikan uang kepadanya.

Akhlak beliau yang agung ini, berbanding lurus dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Al-Karim,

“Dan mereka yang menahan amarahnya serta suka memaafkan orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Ali Imran 134)

Dalam ayat lain disebutkan,

“Dan barangsiapa yang sabar dan memaafkan, maka sesungguhnya itu adalah perkara yang terpuji.” (Asy-Syura:43)

Demikianlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau tidak pernah marah jika dirinya disakiti.

Akan tetapi tidak demikian halnya apabila yang disakiti adalah Allah. Dalam arti kata, apabila hukum Allah yang dilanggar, maka beliau akan sangat marah.

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan, ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia berkata, “Sesungguhnya aku ini sering –sengaja– terlambat shalat jamaah subuh dikarenakan si fulan yang senang memperpanjang shalatnya bersama kami.”

Abu Mas’ud Al-Anshari Radhiyallahu Anhu yang meriwayatkan hadits ini mengatakan, bahwa dia tidak pernah melihat Nabi sangat marah seperti hari itu. Nabi bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya di antara kalian ada yang senang membuat orang lari dari agama.

Oleh karena itu, siapa pun diantara kalian yang menjadi imam shalat, maka hendaknya ia memperingan shalatnya. Sebab di belakangnya ada orang tua, anak kecil, dan orang yang mempunyai keperluan!”

Aisyah Radhiyallahu Anha meriwayatkan, bahwasanya kaum Quraisy sedang dipusingkan oleh masalah seorang perempuan Bani Makhzum yang mencuri.

Mereka berkata, “Siapa yang akan berbicara kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam?” sebagian dari mereka berkata, “Siapa lagi yang berani melakukannya kalau bukan Usamah bin Zaid anak kesayangan beliau?” Maka Usamah pun menyampaikan masalah ini kepada Rasulullah.

Tetapi apa reaksi beliau? Beliau sangat marah kepada Usamah. Beliau berkata, “Apakah engkau akan memberikan perlindungan dalam masalah hukum (had) Allah?!”

Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah, “Sesungguhnya umat sebelum kalian hancur dikarenakan apabila ada orang terhormat yang mencuri, mereka membiarkannya. Namun jika yang mencuri adalah orang lemah, maka mereka menjatuhkan hukuman kepadanya. Demi Allah, sekiranya Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya!”

Kebiasaan beliau yang agung ini, hendaknya dapat kita jadikan pelajaran. Karena sering kita saksikan, di mana seseorang akan marah jika dirinya merasa tersinggung atau disakiti.

Namun manakala hukum Allah dilanggar, dia tenang-tenang saja. Khususnya para penguasa, mereka tidak merasa gerah apabila agama Allah dilecehkan, tetapi ketika pemerintahannya dikritik, spontan mereka bereaksi.

Temasuk juga kebiasaan para penguasa yang senang melindungi anggota keluarganya atau koleganya yang bersalah. Namun jika yang bersalah adalah orang lain, dengan sigap, mereka segara bertindak. [Cms]

(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)

Tags: Rasulullah marah jika hukum Allah dilanggar
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Sahabat dengan Amalan Surga yang Masuk Neraka

Next Post

Berdoa jika Takut pada Suatu Kaum

Next Post
Kepastian ujian Allah

Berdoa jika Takut pada Suatu Kaum

Betapa Indahnya Kesalehan Pasangan

Betapa Indahnya Kesalehan Pasangan

12 Resolusi Rakornas BAZNAS Se-Indonesia 2022

12 Resolusi Rakornas BAZNAS Se-Indonesia 2022

  • Dari Khitan Massal hingga Palestina: Bahagianya Merayakan Dampak

    Jangan Putus Asa, Ada 20 Pintu Rezeki yang Bisa Kamu Usahakan

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3242 shares
    Share 1297 Tweet 811
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7672 shares
    Share 3069 Tweet 1918
  • Nasi Kebuli Ayam Istimewa

    221 shares
    Share 88 Tweet 55
  • Bahaya Kebiasaan Meminjam Helm

    118 shares
    Share 47 Tweet 30
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5183 shares
    Share 2073 Tweet 1296
  • Gading Paradise Kebumen Menghadirkan Wisata ala Eropa

    281 shares
    Share 112 Tweet 70
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5164 shares
    Share 2066 Tweet 1291
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    4014 shares
    Share 1606 Tweet 1004
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    443 shares
    Share 177 Tweet 111
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga