ChanelMuslim.com – Ramadan di Pakistan, Negeri Muslim Bermazhab Hanafi
Pakistan terletak di Asia Selatan berbatasan dengan India. Muslim di Pakistan menempati urutan kedua terbanyak setelah Indonesia dengan persentase muslim sebesar 97% atau 212 juta orang.
Meskipun ideologi negaranya adalah Islam, kebudayaan Pakistan diwarnai oleh Persia, Arab, Turkish, dan Hindu. Lalu, bagaimana rakyat Pakistan yang mayoritas bermadzhab Hanafi ini menyambut bulan Ramadan?
Millana Narawardhani, S.E.,M.M. seorang WNI yang bermukim di Lahore, Pakistan menceritakan bagaimana muslim Pakistan menyambut Ramadan.
Baca Juga: Ini Penjelasan tentang Mazhab bagi Orang Awam yang Perlu Sahabat Muslim Ketahui
Ramadan di Pakistan, Negeri Muslim Bermazhab Hanafi
“Begitu keputusan awal puasa dikeluarkan oleh Komite Rukyat Hilal, akan ada pengumuman dan sirine atau alarm dari masjid. Di beberapa wilayah akan merayakan dengan menembakkan beberapa tembakan ke udara,” kata Mila dalam Kulwap Jelajah Ramadan di 5 Negara yang digelar ChanelMuslim.com, Ahad (10/5).
Penetapan awal dan akhir puasa di Pakistan menimbulkan kontroversi. Di wilayah barat dan timur Pakistan sering berbeda ketetapannya, bisa selisih 1-2 hari, tambah Mila yang juga praktisi homeschooling tersebut.
Beberapa istilah yang digunakan di Pakistan adalah Ramzan atau Ramadan, Sehri/Suhor, iftari/iftar, roza/puasa, chaand raat, moulvi/ustaz, dll. Durasi puasa di Pakistan tergantung musim dan bulan, antara 14 hingga 17 jam.
Selama Ramadan, kegiatan berjalan seperti biasa. Sekolah, kantor beraktivitas dengan kebijakan khusus, seperti jam operasi sekolah dan kantor yang durasinya lebih pendek. Bank dan institusi pemerintah di Pakistan biasanya beroperasi pada pukul 8.00 atau 8.30 dan tutup pukul 14.30 atau 15. 00 di bulan Ramadan.
Mila menambahkan, secara umum, produktivitas nasional berkurang hingga 30%, restoran dan rumah makan tutup di siang hari bahkan di tempat umum termasuk perbuatan illegal. Kegiatan syiar dakwah juga marak, khataman alquran dll.
Di Pakistan, pada saat Sehri atau sahur tiba, dua jam sebelum masuk waktu imsak, masjid menyalakan sirine memanggil lewat pengeras suara, “Wahai orang yang berpuasa, bangunlah! Wahai kaum perempuan, bangun dan segera siapkan sahur!”
Menu standar yang disajikan oleh keluarga muslim Pakistan saat santap sahur adalah roti paratha, telur dadar, teh susu, nasi, kurma, salad buah dan sayur.
Di beberapa tempat, Moulvi atau Ustaz mengingatkan waktu Imsak dengan beberapa cara seperti: “Tinggal 15 menit lagi, tinggal 5 menit lagi” dll, sehingga saat tiba waktu imsak, alarm dan sirine akan dibunyikan sebelum waktu subuh menandakan puasa resmi dimulai.
Iftari atau menjelang iftar, aneka food street mulai ramai menjajakan makanan, restoran berlomba menawarkan paket iftari. Menu iftar yang standar di tiap keluarga adalah: takjil: air putih, kurma, sirup aroma mawar disajikan dengan lemon atau susu. Salad buah, pokoray atau gorengan bakwan ala Pakistan, samosa. Dinner: nasi biryani, roti chapatti, aneka salad dan lauk Pakistan
Berbagi iftari sudah menjadi budaya Pakistan. Sesama tetangga saling berbagi makanan dan juga banyak orang menyediakan makanan gratis di pinggir jalan dll.
Sementara itu, pelaksanaan sholat Tarawih di Pakistan juga terbagi menjadi dua grup, yaitu grup 8 rakaat dan 20 rakaat, hal ini menyebabkan masalah di beberapa tempat. Di sejumlah masjid, pengurus masjid mengatur area parkir untuk yang sholat 8 rakaat dan 20 rakaat di tempat yang berbeda. Pada umumnya, hanya pria dan anak-anak yang mendirikan shalat di masjid, hanya sebagian kecil masjid yang menyediakan tempat shalat untuk wanita.
Tradisi tarawih di masjid-masjid Pakistan adalah menamatkan bacaan atau khatam Alquran pada malam ke-27. Hanya beberapa masjid yang khatam pada malam ke-23 dan malam ke-25. Pada saat khataman, pihak masjid berdasarkan donasi masyarakat biasanya membagikan aneka sweet atau manisan untuk jemaah dan amplop hadiah untuk para imam shalat tarawih.
Tantangan bagi muslim Pakistan adalah berpuasa di musim panas dengan suhu mencapai lebih dari 40 derajat dan krisis tenaga listrik membuat puasa menjadi agak berat. Pada umumnya, setelah sahur, orang-orang kembali tidur sebagai cadangan energi puasa sepanjang hari. Sedangkan di malam hari tidak efektif karena durasi yang pendek.
Akhir Ramadan
Pada malam ke-29, jika bulan baru terlihat, maka orang-orang akan mulai menembakan senjata ke udara. Tradisi chaand raat (malam bulan baru Syawal) biasanya pasar akan ramai. Orang-orang akan sibuk berbelanja pakaian baru, bangles, sepatu/sandal, dan lain-lain.
Idul fitri di Pakistan
Idul Fitri Mubarak, Eid Mubarak, ini gambaran shalat id berjamaah di Masjid Badsahi.
Greetings: eid fitr mubarak, eid chaand mubarik, akhtarti mubarik sah (Pashto: اختر دی مبارک سه ; akhtar de nekmregha sha).
Pada hari Idul Fitri, kaum wanita memakai bangles dan heena mehndi. Para pria dan anak-anak berkeliling ke tetangga dan teman. Mengunjungi keluarga di hari pertama, dan teman-teman di hari kedua.
Tradisi menyuguhkan sweets (seviyaan/suwayyan, sheer khurma, dll) dan uang Eidi kepada anak-anak dan yang lebih muda.
Ramadan Diaspora Community
KBRI biasanya menyelenggarakan iftar di akhir pekan, shalat tarawih berjamaah dan juga open house di hari Idul Fitri, buka bersama dengan menu nusantara. Aktivitas dakwah lainnya juga tetap berlangsung di kalangan mahasiswa dan masyarakat Indonesia.
Ramadan 2020 selama pandemi Corona
Di Pakistan, terjadi konsensus antara ulama dan pemerintah, ada 20 poin konsensus terkait penyelenggaraan ibadah pada masa pandemi.
Umat Muslim dianjurkan mengerjakan Tarawih (1) dan I’tikaf (2) di rumah; Tarawih berjamaah hanya dilakukan di Masjid (3); dilakukan di halaman luar gedung Masjid (4); tidak menggunakan karpet Masjid (5); membersihkan lantai (6) dan sajadah (7) dengan disinfektan klorin; menerapkan social distancing (8), jarak shaf antar jamaah 6ft (9); tidak boleh bersalaman (10), menyentuh wajah (11), berdiskusi (12), sahur dan bukber (13) di masjid; setiap jamaah berwudhu di rumah (14), memakai masker dan membawa sajadah sendiri (15); orang tua dan sakit dilarang ke Masjid (16); pengurus masjid berkoordinasi dengan kepolisian setempat (17) untuk mengawasi penerapan social distancing (18); Pemerintah membentuk komite pengawas Masjid (19) dan berhak untuk merubah kebijakan jika banyak terjadi pelanggaran di Masjid (20).
Mila menceritakan pengalamannya saat pertama kali berpuasa di Pakistan.
“Pengalaman pertama puasa di Pakistan tahun 2010, cukup kaget dengan cuacanya yang ekstrem, durasi panjang dan saat itu frekuensi loadshedding (jadwal pemadaman listrik) yang cukup sering. Kemudian, lama-lama terbiasa juga,” katanya.
Terkait perbedaan mazhab, Mila mengatakan bahwa selama ini tidak ada masalah.
“Kalau perbedaan terkait mazhab, alhamdulillah tidak ada masalah. Karena sejak awal, kita niatnya untuk menyatukan ummah dan tidak memperuncing perbedaan. Kuncinya di toleransi.
Dari keluarga dan teman teman Pakistan juga mafhum dengan adanya perbedaan, dan mereka saling toleransi saja,” ujarnya.
Selain di Lahore, Mila juga pernah bermukim di beberapa kota di Pakistan.
“Yang paling menantang tinggal di remote area (daerah terpencil), seperti Mianwali. Fasilitas yang minim salah satu alasannya. Jika di kota besar seperti Islamabad dan Lahore, kita masih bisa pergi ke masjid yang menyediakan area khusus wanita. Juga, dapat menghadiri kajian atau dauroh secara langsung,” katanya.
Berpuasa di beberapa kota masing-masing ada sisi plus dan minusnya. Selain di Pakistan, Mila dan keluarga juga pernah merasakan berpuasa di Moskow, Beijing, dan Singapura.
“Jika di Moskow, kita berpuasa dengan durasi panjang antara 19 dan 20 jam, tapi cuacanya sejuk jadi tidak terlalu berat. Juga tidak ada krisis listrik, tidak perlu khawatir jika kepanasan, dsb, tetapi masjid jauh. Dan tinggal di negeri minoritas muslim, ya akan berbeda nuansa ramadannya,” tambah Mila.
Meskipun mengalami tantangan cuaca panas, Mila dan keluarga bersyukur menikmati hidup di negeri muslim dengan akses makanan halal yang mudah dan juga tempat ibadah yang mudah dijangkau.
Chanelmuslim.com menggelar Kuliah WhatsApp (Kulwap) bertema Jelajah Ramadan di 5 Negara yang dimulai pada Rabu (6/5) hingga Ahad (10/5). Kulwap berdurasi 1 jam tiap sesinya tersebut menghadirkan 5 narasumber dari mancanegara, yakni: Auckland, New Zealand; Tokyo, Jepang; Riyadh, Arab Saudi; Berlin, Jerman; dan Lahore, Pakistan.[ind]