KEMUDIAN Ja’far lebih jauh menjelaskan bahwa mereka diajak oleh Rasul tersebut untuk beriman dan beribadah hanya kepada Allah, menjalankan perintah-Nya untuk senantiasa shalat, puasa, zakat, berkata jujur, menunaikan amanah, silaturrahim, bersikap baik kepasa tetangga, melindungi kehormatan dan darah.
Sebailknya menjauhkan larangan-Nya agar tidak berbuat keji, berkata dusta, memakan harta anak yatim, dan perbuatan terlarang lainnya.
Lalu Ja’far menegaskan sikapnya dan sikap kaum muslimin, seraya berkata:
فصدقناه، وآمنا به، واتبعناه على ما جاءنا به من دين الله، فعدا علينا قومنا، فعذبونا، وفتنونا عن ديننا، ليردونا إلى عبادة الأوثان من عبادة الله تعالى
“Maka kamipun meyakini, mengimani dan mengikuti apa yang didatangkan oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan karena sebab itulah mereka memusuhi, menyiksa dan memfitnah kami terkait agama kami, dan mereka memakasa kami kembali menyembah berhala meninggalkan penyembahan kami kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Lalu Ja’far menutup Narasinya dengan sebuah argumentasi mengapa kaum Muslimin akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Habasyah, seraya berkata:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
فلما قهرونا وظلمونا وضيقوا علينا، وحالوا بيننا وبين ديننا، خرجنا إلى بلادك، واخترناك على من سواك، ورغبنا في جوارك، ورجونا ألا نظلم عندك أيها الملك
“Maka ketika mereka terus memaksa, menzalimi dan mempersempit ruang gerak kami, dan mereka ingin memisahkan antara kami dan agama kami, maka atas dasar itu semua kami memutuskan untuk hijrah ke negerimu, dan sengaja kami memilihmu dari yang lainnya, kami senang berada di dekatmu, dan karenanya kami berharap kami tidak akan terzalimi di sisimu, Wahai Paduka Tuan Raja.”
Raja Najasyi menerima dengan baik argumentasi Ja’far bin Abu Thalib, mempersilahkan mereka untuk terus berada di negerinya, sebaliknya beliau langsung mempersilahkan Amr bin Ash beserta rombongan delegasi Quraisy kembali ke Mekkah dengan tangan hampa.
Ibroh dan Pelajaran yang Bisa Diambil:
Baca juga: Provokasi dan Argumentasi (1)
1. Narasi provokatif Amr bin Ash tampak pada penyebutan langsung di depan dengan tudingan kaum Muslimin sebagai para penyelundup atau pendatang haram.
2. Narasi argumentatif Ja’far bin Abi Thalib diawali dengan latar belakang masalah, yaitu keadaan mereka sebelum dan sesudah datangnya Islam, dan penjelasan mengapa akhirnya mereka sampai hijrah ke Habasyah.
3. Mencermati berbagai narasi di jejaring sosial media, baik tulisan maupun rekaman audio video, harus dibedakan mana narasi yang provokatif mana narasi yang argumentatif, sehingga kita tidak mudah tergiring oleh isyu dan opini yang tidak berdasarkan data dan fakta yang jelas.
4. Aktivis Islam hendaknya mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas narasi negatif yang menimpa mereka baik fitnah, tuduhan, dan provokasi.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah