ORANG yang jujur keimanannya selalu mengkhawatirkan amalan-amalan baik yang selama ini mereka lakukan. Ia khawatir bahwa apa yang telah ia lakukan tidak diterima.
Sikap ini membuat mereka terus tunduk pada Allah dengan keikhlasan yang meliputi hatinya.
Allah ta’ala berfirman,
والذين يؤتون ماآتوا وقلوبهم وجلة
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan sedang hati mereka dalam keadaan takut. (Al-Mu’minun: 60)
Baca Juga: Kisah Seorang Pria yang Berkata Jujur di Hadapan Perampok karena Menjaga Pesan Ibunya
Orang yang Jujur Keimanannya Khawatir Amalannya Tidak Diterima
Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha berkata,
“Aku pernah menanyakan ayat ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan sedang hati mereka dalam keadaan takut”.
Apakah yang dimaksud ayat ini adalah orang-orang yang (suka bermaksiat) minum khamr dan mencuri sedang mereka takut kepada Allah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak demikian wahai anak perempuan Ash-Shiddiq, bahkan mereka adalah orang-orang yang (taat kepada Allah) mereka berpuasa, mendirikan sholat, dan bersedekah, sedang mereka sangat takut kepada Allah bila amalannya tidak diterima.
Mereka adalah orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan.”
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Abi Hatim, Tafsir Al-Qur’anil Adzhim 1/176)
Orang mukmin yang jujur keimanannya betapapun tulus niatnya, banyak amalan sholihnya, tetap merasa belum sempurna, tidak merasa lebih baik, banyak kekurangan, bahkan mengkhawatirkan amalannya tidak Allah terima.
Catatan Ustadz Fikri Abul Hasan, Alumni Ma’had Ihya’ As-Sunnah
[Ln]