Orang yang jujur keimanannya atau orang beriman akan khawatir amalannya tidak diterima. Hal itu disebabkan karena dirinya merasa belum sempurna dalam melakukan amalannya. Takut ada yang kurang, niatnya salah, dan semacamnya.
Baca Juga: Dialog Yahudi dan Ibnu Hajar Al-Asqalani tentang Dunia itu Penjara bagi Orang Beriman
Orang Beriman Khawatir Amalannya Tidak Diterima
Allah ta’ala berfirman,
والذين يؤتون ماآتوا وقلوبهم وجلة
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan sedang hati mereka dalam keadaan takut.” (Al-Mu’minun: 60)
Aisyah Ummul Mukminin rodhiyallahu ‘anha berkata, “Aku pernah menanyakan ayat ini kepada Rasulullah, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan sedang hati mereka dalam keadaan takut”. Apakah yang dimaksud ayat ini adalah orang yang (suka bermaksiat) minum khomr dan mencuri sedang mereka takut kepada Allah?”
Rasulullah menjawab, “Tidak demikian wahai anak perempuan Ash-Shiddiq, bahkan mereka adalah orang-orang yang (taat kepada Allah) mereka berpuasa, mendirikan sholat, dan bersedekah, sedang mereka sangat takut kepada Allah bila amalannya tidak diterima.
Mereka adalah orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan.”
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Abi Hatim, Tafsir Al-Qur’anil Adzhim 1/176)
Mukmin yang jujur keimanannya dia beramal tetapi merasa masih belum sempurna, merasa masih banyak kekurangan, bahkan mengkhawatirkan amalannya tidak Allah terima.
Adapun orang yang meninggalkan kewajiban, banyak bicara, enggan beramal, tetapi merasa diterima, merasa aman, maka sungguh orang ini telah diperdaya oleh syaithon dengan sebesar-besar tipu daya. [Cms]
https://t.me/manhajulhaq