ChanelMuslim.com – Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Ada Apa-Apanya karena Khawatir Ada Apa-Apanya adalah Ciri Orang yang Bertakwa, oleh: Ustaz Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
Dari ‘Athiyyah As Sa’di ra, beliau termasuk sahabat Nabi SAW, berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang hamba tidak akan sampai pada derajat orang orang muttaqin sehingga dia meninggalkan sesuatu yang tidak ada apa-apanya karena khawatir ada apa-apanya.” (HR. Tirmidzi)
عَنْ عَطِيَّةَ السَّعْدِيِّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنْ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لَا بَأْسَ بِهِ حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ
Takhrij Hadits:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan (Jami’) nya, Kitab Shifat Al-Qiyamah War Raqa’iq Wal Wara’ an Rasulillah saw, Bab Ma Ja’a Fi Shifati Awani Al-Haudh, hadits no 2375.
Baca Juga: Berhijrah bukan Berarti Meninggalkan Teman
Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Ada Apa-Apanya
Terkait hadits ini Imam Al-Mudziri mengemukakan, bahwa hadits ini shahih, atau hasan, atau mendekati keduanya. Demikian juga Imam Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Hikmah Hadits:
1. Bahwa di antara sifat orang yang bertakwa kepada Allah swt adalah berusaha untuk menghindarkan diri bukan hanya dari hal-hal yang diharamkan dan yang syubhat saja.
Namun ternyata di antara sifat orang yang bertakwa adalah berusaha menghindarkan diri dari sesuatu yang mubah, yang dianggap tidak ada apa-apanya, lantaran khawatir di dalam sesuatu yang tidak ada apa-apanya, ternyata ada apa-apanya.
Maksudnya ia meninggalkan banyak hal-hal yang mubah lantara khawatir terjerumus pada yang syubhat dan yang haram.
2. Hadits di atas bahkan redaksinya menggunakan kalimat, “Seorang hamba tidak akan mencapai derajat muttaqin..”, yang menunjukkan bahwa ketakwaan sejatinya hanya akan bisa diraih apabila seseorang telah mampu meninggalkan sesuatu yang mubah, lantaran kekhawatiran ada syubhat dan haram di balik kemubahannya tersebut.
Maka jika kita lihat kehidupan salafuna shaleh, akan kita jumpai kehati-hatian luar biasa dalam masalah halal dan haram, di antaranya adalah Abu Bakar As-Shiddiq ra yang memuntahkan kembali makanan yang telah beliau makanan, pemberian dari budaknya lantaran khawatir makanan tersebut ada unsur haramnya, lantaran budaknya menceritakan perihal makan tersebut hadiah dari orang yang pada masa jahiliyah beliau jampi.
Kemudian juga Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi Amirul Mukminin, mematikan lampu ruangan sidang ketika memimpin rapat dengan para menteri dan gubernurnya, ketika ada salah seorang peserta sidang yang bertanya tentang kabar beliau dan keluarga beliau, lantaran khawatir menggunakan fasilitas milik negara untuk keperluan diri dan keluarganya.
3. Makna meninggalkan sesuatu yang tidak ada apa-apanya karena khawatir ada apa-apanya adalah tidak berlebih-lebihan pada perkara-perkara yang mubah.
Karena bisa jadi telalu asyik dengan yang mubah, dapat melalaikan hati dari mengingat Allah swt. Atau berlebihan dalam yang mubah bisa menjerumuskan pada yang syubhat bahkan juga yang haram.
Maka terlalu banyak mengobrol dan becanda, terlalu banyak menonton tv, terlalu sering mendengarkan nasyid atau musik Islami, terlalu banyak makan dan minum, dsb.
Walaupun hal tersebut bukan berarti semua hal tersebut dilarang, namun menghindarkan sebagiannya, agar tidak menjadikan jiwa terlena dan terbawa lalu kemudian lupa dari mengingat Allah swt.
4. Bahwa menjaga ketakwaan dengan menghindarkan diri dari hal-hal yang haram, syubhat bahkan juga mubah, insya Allah memiliki berbagai keutamaan yang besar, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan pujian dan sanjungan dari Allah swt.
Hal ini terlihat jelas manakala kita membuka-buka lembaran-lembaran kitab suci Alquran, di sana banyak sekali pujian yang Allah berikan pada orang-orang yang bertakwa.
Di antaranya adalah dalam awal surat al-Baqarah, ketika Allah menyebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa: Allah menutupnya dengan ungkapan yang sangat halus dan indah, “…mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Baqarah/2: 1-5)
2. Mendapatkan pertolongan Allah swt
Orang yang bertakwa, insya Allah senantiasa akan mendapatkan pertolongan Allah swt (baca ; nashrullah). Allah swt berfirman dalam QS. An-Nahl/16: 128
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ(128)
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
3. Mendapatkan cinta Allah.
Hal ini digambarkan dalam surat Ali Imran (QS. 3: 76)
بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.
4. Islahul Amal (memperbaiki amalan)
Maksudnya adalah, bahwa Allah swt akan membimbingnya untuk senantiasa melakukan amalan-amalan yang baik dan banyak memiliki manfaat bagi orang lain. Mengenai hal ini Allah swt mengatakan dalam QS. Al-Ahzab/33: 70-71
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا(70)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا(71)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
5. Ampunan dosa dan kesalahan
Orang yang bertakwa akan mendapatkan ampunan dari Allah swt, sebagaimana yang Allah firmankan dalam QS. 33: 70 – 71 diatas. Dalam ayat lain Allah juga berfirman (QS. At-Thalaq/65: 5)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.
6. Mendapatkan furqan, antara yang haq dan bathil
Ketakwaan akan mendatangkan furqan (baca; pembeda) bagi seseorang untuk dapat membedakan antara haq dan bathil. Orang yang bertakwa, insya Allah tidak akan keliru dalam memilih dan memilah antara yang haq dan yang bathil. Allah swt berfirman dalam QS. Al-Anfal (8 : 29):
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
7. Dilapangkan rizki, dan dimudahkan dari segala kesulitan
Hal ini Allah gambarkan dalam Alquran, (QS. At-Thalaq/65: 2-3)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan pada mereka jalan keluar, dan Allah akan memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka.
8. Mendapatkan keselamatan dari azab kubur dan azab neraka
Orang yang bertakwa, akan Allah bebaskan dari azab kubur dan azab nereka. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya QS. Maryam/19: 72
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
9. Mendapatkan surga
Dan akhirnya, inilah yang didamba oleh setiap hamba, yaitu mendapatkan keridhaan Allah swt dalam jannah-Nya. Allah swt berfirman dalam QS. Al-Qamar/54: 54 – 55
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ(54)فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ(55)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang Berkuasa.
5. Mudah-mudahan kita semua dimasukkan oleh Allah swt ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa, hidup bersama dengan orang-orang yang bertakwa, meninggal bersama dengan orang-orang yang bertakwa, di akhirat dikumpulkan bersama orang-orang yang bertakwa dan kita semua mendapatkan segala keutamaan yang terdapat pada orang-orang yang bertakwa. Amiiin Ya Rabbal Alamiiin.
Wallahu A’lam Bis Shawab.[ind]