ChanelMuslim.com – Menghadirkan kekhusyuan dalam shalat memang terkadang sulit, jika banyak sekali gangguan disekeliling kita yang membuat kita tidak fokus pada shalat, salah satunya saat ada kerikil atau kotoran di tempat sujud kita.
Berikut ini sebuah hadits dan penjelasan yang ditulis oleh Ustadz Faisal Kunhi M.A
عن أبي ذر رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا قام أحدُكم في الصلاة، فلا يَمسح الحصى، فإن الرحمة تُواجِهه
Dari Abi Zar ra, Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang diantara kamu shalat maka janganlah ia menghapus kerikil di tempat sujudnya karena rahmat sedang datang kepadanya.” (Hadist Hasan Riwayat Abu Daud)
Penjelasan
1. Seorang yang sedang shalat adalah orang yang sedang mendapatkan curahan rahmat janganlah ia menyibukkan dirinya dengan hal-hal di luar shalat yang bisa menganggu kekhusyuannya.
Baca Juga: Cara Khusyuk dalam Shalat
Menghadirkan Kekhusyuan
2. Imam Nawawi memakruhkan untuk menghilangkan kerikil atau debu di tempat atau di dahi saat shalat, dan tidak dimakruhkan jika menghilangkan kerikil itu dimaksudkan untuk menyamakan gerakan sujud dan agar tidak sakit saat sujud, dan itu bisa dilakukan sebelum shalat ditunaikan.
3. Ada juga yang mengatakan yang dimaksud menghapus adalah menghapus kerikil atau debu yang ada di dahi.
4. Dalam hadist ini disebut kerikil, karena memang saat itu masjid beralasan kerikil, namun saat ini alhamdulilah masjid sudah beralaskan keramik sehingga kita tidak perlu lagi repot untuk membersihkannya.
5. Khusyu dalam shalat bukan berarti tidak boleh bergerak sama sekali karena khusyu artinya bukan hilang ingatan, sebagaimana Rasululullah begitu sadar dengan keadaan sekelilingnya saat ia shalat.
Juga seperti ketika ia mendengar tangisan bayi maka ia mempercepat shalatnya karena khawatir ibunya gelisah dan Rasululullah memperlama sujudnya ketika cucunya menjadikan ia tunggangan saat shalat.
6. Khusyu dalam shalat adalah tanda keberuntungan, sebagaimana firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ , الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)
Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini: Yaitu orang-orang yang takut dan tenang.
Hasan Al Bahsri berkata: “Mereka yang khusyuk adalah yang khusyuk dalam hati, matanya terpejam dan merendahkan diri.”
Muhammad bin Sirrin berkata: “Kebiasaan para sahabat Nabi apabila shalat selalu mengangkat pandangannya ke langit, maka ketika turun ayat ini mereka menundukkan pandangan ke tempat sujud.”
Muhammad bin Sirrin berkata lagi, “Pandangan matanya tidak melebihi tempat shalat; kalau sudah terbiasa memandang yang jauh, maka hendaklah ia menundukkannya.”
Kekhusyuan dalam shalat sesungguhnya bisa dicapai oleh mereka yang mengkosongkan hati dari aktivitas selain shalat dan mengkosentrasikan shalat dan lainnya, maka ketika itu hati tenang dan menyenangkan.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadist Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Annasa’i dari Anas dari Rasululullah saw beliau bersabda, “Diberikan kepadaku kecintaan terhadap wangi-wangian dan wanita, dan shalat dijadikan untukku sebagai amalan yang menyenangkan.” [Ln]