MENELADANI spirit hijrah sahabat Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi.
Disampaikan oleh Ustadz Mohamad Mufid, M.Pd.I.
Saat ini sebagian kaum muslimin ketika mendengar peristiwa hijrah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari Makah ke Madinah dianggap sebagai perpindahan penduduk biasa.
Padahal hijrah bukanlah perkara mudah, karena hijrah membutuhkan tekad perjuangan yang besar.
Bagaimana tidak, empat belas abad yang lalu, para sahabat harus berjuang dengan mempertaruhkan harta, benda, keluarga bahkan nyawa demi untuk melindungi dan menyelamatkan aset yang paling berharga, yaitu aset iman dan aqidah.
Salah satu potret sahabat Nabi yang berjuang mempertahankan iman dan aqidah adalah Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi Radhiallahu ‘Anhu.
Shuhaib Ar-Rumi adalah salah seorang di antara sahabat senior Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mungkin tidak banyak dikenal.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ia termasuk golongan as-sabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama memeluk Islam.
Saat jumlah kaum muslimin masih sekitar 30-an orang, Shuhaib telah menyatakan ke-Islamannya di hadapan Rasulullah dalam keadaan takut di bawah bayang-bayang ancaman kaum kafir Quraisy Makkah.
Gelar Ar Rumi diberikan karena Shuhaib menetap cukup lama di negeri Romawi.
Pada awalnya ia datang ke Makkah dalam keadaan miskin dan mempertahankan hidupnya dengan berdagang.
Dengan izin Allah, Shuhaib menjadi pedagang sukses.
Baca juga: Utbah bin Ghazawan Sahabat Berwajah Tampan dan Pemanah Ulung yang Zuhud
Di dalam buku yang ditulis Ahmad Hatta dan kawan-kawan berjudul The Great Story of Muhammad dikisahkan semenjak Shuhaib memeluk Islam, beliau selalu diintimidasi kaum kafir Quraisy.
Bayang-bayang penyiksaan pun mengincar Shuhaib.
Shuhaib bersama sejumlah kaum muslimin lainnya ditangkap dan dipakaikan baju besi kemudian dijemur di terik panas matahari.
Meneladani Spirit Hijrah Sahabat Shuhaib Bin Sinan Ar-Rumi (1)
Namun, Shuhaib dan para pemeluk Islam lainnya itu tetap bersabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi mereka dengan kekuatan dan ketabahan, sehingga berhasil melewati penyiksaan itu.
Disaat penyiksaan kafir Quraisy semakin menjadi-jadi, turunlah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk hijrah ke Madinah.
Ketika itu, Shuhaib berhijrah dengan membawa sepuluh ekor unta lengkap dengan barang-barang dan hartanya.
Di perjalanan, tiba-tiba kaum kafir Quraisy datang mencegahnya.
“Wahai Shuhaib, mau kemana engkau? Engkau dulu datang ke sini dalam keadaan miskin. Kini hartamu bertambah banyak. Apakah engkau akan keluar begitu saja? Jangan bermimpi engaku bisa keluar dari sini dengan mudah!”
Shuhaib berkata, “Kalau sekiranya aku tinggalkan hartaku untuk kalian apakah aku dibiarkan pergi?”
“Ya!” Jawab orang-orang Quraisy serentak. Mereka yakin Shuhaib tidak akan pergi karena lebih memilih hartanya.
Akhirnya Shuhaib menyerahkan seluruh unta beserta barang dan hartanya.[Sdz]