MELANJUTKAN penjelasan Ustaz Slamet Abdurahman yaitu menantikan peran pemuda.
Mereka adalah sekelompok anak muda berjumlah tujuh orang yang memiliki integritas moral kepribadian dan iman, yang berjuang melawan kemungkaran dan berbagai ketimpangan sosial.
Mereka adalah para pemuda yang fenomenal yang dikenal sebagai ‘Ashabul Kahfi’ (penghuni gua).
Jati diri seorang pemuda haruslah dibangun diatas pondasi iman, sebab hal ini akan membimbing ke arah mana tujuan hidupnya akan berlabuh. Imam Syafi’i berkata dalam syairnya:
حَيَاةُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى # إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لاَ إِعْتِبَارَ لِذَاتِهِ
“Demi Allah, kehidupan seorang pemuda sebab ilmu dan takwa. Apabila keduanya tidak ada, maka esensi dirinya dianggap tidak ada nilainya.”
Diantara faktor yang sangat berharga bagi pemuda adalah waktu, yang dengannya seseorang akan memperoleh ilmu, pengalaman hidup dan kejayaan.
Waktu kosong bila tidak digunakan untuk mencari salah satu dari ketiganya, maka hanya akan menjadi peluang bagi setan menjerumuskan dengan berbuat dosa dan kesesatan.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
وَالنَّفْسُ إِنْ لَمْ تُشْغِلْهَا # بِالْحَقِّ شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Demi jiwa manusia, jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dengan kebatilan.”
Di zaman modern saat ini, tantangan yang dihadapi para pemuda sangat besar.
Kita tidak secara langsung menghadapi musuh nyata dalam bentuk fisik, tetapi dimensi lain yang mengancam eksistensi pemuda, dan berimplikasi pada masa depan bangsa dan negara.
Diantaranya gaya hidup materialis, hedonis, individualis, narsis dan seksis.
Semangat hidup seorang pemuda semestinya penuh dengan idealisme, cita-cita tinggi dan memiliki karakter anti kemandegan (jumud).
Mereka ibarat darah dan semangat baru yang membutuhkan pengakuan, kepercayaan dan memiliki dunia sendiri menurut cara pandangnya.
Menantikan Peran Pemuda (2)
Baca juga: Menantikan Peran Pemuda (1)
Dengan landasan nilai iman, sosok pemuda harus menunjukkan spirit pembaruan, perubahan dan penuh inovasi.
Di situlah tempatnya untuk menunjukkan jati diri.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu menggambarkan figur ideal seorang anak muda:
لَيْسَ الْفَتَى مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَبِيْ # وَلَكِنَّ الْفَتَى مَنْ يَقُوْلُ هَا أَنَاذَا
“Bukanlah seorang pemuda yang mengatakan: itulah bapakku; sesungguhnya pemuda adalah yang (bisa) berkata: inilah aku.”
Hal ini mengisyaratkan agar para pemuda mampu menunjukkan bakat, kemampuan dan prestasi terbaiknya, bukan hanya bermodal latar belakang keluarga dan berlindung dalam bayang-bayang kebesaran orangtuanya.[Sdz]