MEMUTUS bisikan setan, ditulis oleh motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto.
Musuh manusia paling besar itu adalah bisikan setan. Setan berusaha dengan keras menjerumuskan manusia agar berbuat dosa. Karena setan ingin lebih banyak lagi manusia yang menemani mereka masuk neraka.
Jadi mereka berusaha menjerumuskan manusia untuk berbuat dosa dengan membisikan di pikiran manusia. Maka seringkali ada suara-suara yang hanya kita yang mendengarkannya yang mengajak untuk berbuat tidak baik. Itulah bisikan setan.
Setiap manusia memiliki kelemahan dan setan mengetahui itu maka setan terus menerus menggoda manusia melalui kelemahan itu.
Ada yang lemah karena memiliki potensi untuk sombong misalnya orang kaya, seorang raja/penguasa, pejabat atau anak orang kaya dan anak pejabat. Bagi wanita misalnya memilki paras yang cantik. Potensi ini bisa melahirkan orang yang sombong dan setan tahu itu maka setan menjerumuskan manusia melalui jalan itu.
Sombong adalah hal utama yang menghambat hidayah, susah menerima kebenaran, susah dinasihati. Tuhan enggak akan mengubah diri kita jika kita tidak memiliki niat mengubah diri kita sendiri. Bagaimana Allah bisa mengubah diri kita jika kita masih sombong tidak mau menerima kebenaran dan nasehat orang lain.
Baca juga: Cara Memutus Bisikan Setan
Memutus Bisikan Setan
Ada yang lemah karena memiliki potensi untuk rendah diri dan minder misalnya orang miskin atau anak orang miskin. Setan membisikkan untuk merasa tidak berguna, lemah, tidak berdaya ujungnya memengaruhi manusia untuk bunuh diri.
Ada yang kelemahannya itu harta maka setan menghasutnya untuk mendapatkan harta dengan cara yang dzolim.
Ada yang kelemahannya itu wanita maka setan menggoda mereka dengan imajinasi wanita dalam pikirannya hingga ia berbuat dosa. Ada yang memiliki kekuatan fisik sekaligus menjadi pintu masuk setan untuk menggodanya agar menggunakan kekuatan fisiknya untuk berbuat dzolim.
Bisikan itulah yang hanya diri kita yang mendengarkannya, orang lain di sebelah kita sama sekali tidak mendengarkan bisikan itu. Sekali lagi, hanya diri kita yang mendengarkannya.
Banyak pasangan yang tidak harmonis karena setan yang sering membisikkan hal-hal yang buruk terhadap pasangan. Misalnya saat kita melihat kelemahan pasangan, bagi suami merasa istrinya sudah tidak cantik lagi, tidak seksi lagi. Lalu ternyata istrinya itu suka makan jengkol yang kita tidak menyukainya, suka kentut sembarangan atau kalau tidur suka mendengkur.
Setan terus membisikkan bahwa ternyata istri kita itu tidak sesuai dengan ekspektasi, dulu kita meyakini istri kita sosok orang yang lemah lembut dan perhatian kepada suami ternyata tidak demikian bahkan suka marah dan sering ngomel. Karena kita terus menerus fokus pada kelemahan istri, akhirnya kita menyimpulkan “saya salah pilih istri”.
Demikian juga istri, mungkin dulu saat belum menikah, ia banyak disukai laki-laki karena mungkin menjadi kembang kampus. Banyak laki-laki yang berusaha dekat dengan dirinya, namun ia tolak dan memilih suaminya sekarang. Setelah ia menjalani kehidupan rumah tangga bersama suami, ia mendapatkan kenyataan bahwa suaminya itu gajinya tidak besar.
Lalu ia membandingkan dengan beberapa laki-laki yang dulu naksir yang ternyata saat ini kehidupannya lebih sukses, lebih bergelimpang harta. Kemudian ada perasaan menyesal kenapa dulu memilih suaminya saat ini bukan memilih si Fulan yang ternyata jauh lebih sukses dan kaya.
“Andai aku menikah dengan si Fulan pasti hidupku enak, banyak uang, enggak seperti sekarang”.
Akhirnya si istri berkesimpulan “saya salah memilih suami”. Saat melihat kelemahan pasangan, kata-kata itu keluar lagi dari dalam diri selama bertahun-tahun tidak pernah dikomunikasikan dengan pasangan sehingga berdampak pada kualitas hubungan kedua pasangan.
Siapa yang membisikkan, memberitahu, mengingatkan hal-hal buruk tentang pasangan, siapa lagi kalau bukan setan. Setanlah yang membisikkan semua keburukan pasangan yang nanti targetnya adalah keluarganya itu hancur, cerai berai dan berdampak sangat buruk terhadap anak-anaknya.
Sobat curhat sahabat, ketika seseorang punya pandangan/penilaian lalu diulang-ulang dalam pikirannya akhirnya menjadi sebuah keyakinan/belief itu pasti ada dampaknya.
Jika kita terus berpikir “salah pilih suami, salah pilih suami, salah pilih suami. Padahal aku bisa mendapatkan suami yang lebih hebat.” Maka pikiran itu akan berdampak pada kehidupannya.
Dampaknya apa? misalnya istri menjadi membangkang, meremehkan suami, tidak patuh, suka marah-marah, nasehat suami tidak didengerin, meng-ghibah keburukan suami kepada orang lain jadinya enggak bersyukur. Bahkan karena sudah bertahun-tahun berputar dalam pikirannya “salah memilih suami”, istri bisa meminta cerai. Memang tujuan setan menceraiberaikan sebuah keluarga.
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”.
Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim).[ind]


