MEMULIAKAN tetangga dengan memberikan hak-haknya telah banyak disebutkan dalam sabdah Rasulullah. Bahkan seseorang yang beribadah dengan rajin dan khusyu’ jika tidak mampu memuliakan tetangganya maka berkuranglah makna ibadah yang selama ini ia kerjakan.
Kita hendaknya mampu mencegah perkataan dan perbuatan kita dari menyakiti mereka, karena dengan sikap tersebut mencerminkan jati diri kita sebagai seorang muslim.
Rasulullah bersabdah, “Bersikap baiklah terhadap tetanggamu maka kamu seorang muslim.”
Betap tinggi sikap memuliakan tetangga ini sampai-sampai Rasulullah mengira bahwa mereka adalah bagian dari ahli waris.
“Jibril senantiasa mewasiatkanku dengan tetangga hingga aku menyangka dia akan menjadikannya ahli waris.”
Ini karena tetangga adalah orang yang hidup didekat kita. Jika terjadi sesuatu pada diri kita secara tiba-tiba maka kepada tetanggalah kita meminta tolong.
Baca Juga: Pengaruh Hadiah dalam Bertetangga
Memuliakan Tetangga dan Memberikan Hak-Haknya
Tidak hanya menjauhkan diri kita dari menyakiti tetangga, Islam menganjurkan kita untuk memberika hak-hak tetangga, di antaranya sebagaimana disebukan oleh Sa’id Hawwa dalam kitabnya Tazkiyatun Nafs:
1. Memulai ucapan salam kepadanya.
2. Tidak memperpanjang percakapan kepadanya.
3. Tidak banyak bertanya tentang keadaannya agar ia tidak merasa terpojokkan .
4. Menjenguknya ketika ia sakit.
5. Menghiburnya ketika ia mendapat musibah.
6. Ikut belasungkawa terhadapnya.
7. Memberikan ucapan selama ketika ia sedang senang.
8. Menampakkan ikut senang ketika ia merasa senang.
9. Memaafkan kesalahan-kesalahannya.
10. Tidak mengintip aurat-auratnya.
11. Tidak mempersempit rumahnya dengan meletakkan batang kayu di tempoknya.
12. Tidak mengalirkan air ketalangnya.
13. Tidak membuang debu ke halamannya.
14. Tidak mempersempit jalannya menuju rumah.
15. Tidak mengawasi apa-apa yang dibawanya hingga ke rumahnya.
16. Mengawasi rumahnya ketika ia tidak ada di rumahnya.
17. Bersikap lembut terhadap anaknya dengan kata-kata, dan masih banyak lagi.
Hak-hak di atas terlihat sederhana dan sudah banyak kita ketahui. Namun, tak jarang dari kita yang masih bersikap acuh tak acuh atau membicarakan keburukannya dengan tetangga-tetangga lainnya.
Berbaut baik kepada tetangga haruslah diutamakan yang paling dekat dengan rumah kita. Dan jika ingin, bisa dilakukan bergilir atau bergantian.
Misal, jika kita memiliki makanan yang hendak dibagikan namun terbatas hanya untuk satu tetangga maka pilihlah tetangga yang paling dekat dengan rumah kita.
Untuk menentukan mana yang paling dekat kita bisa ambil contoh dari pertanyaan Aisyah kepada Rasulullah berikut ini:
Aisyah berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua tetangga. Salah satunya pintunya berhadapan denganku dan lainnya pintunya jauh dariku.
Terkadang apa yang aku miliki tidak cukup untuk keduanya. Manakah yang lebih besar haknya?’ Beliau bersabdah, “Yang pintunya menghadapmu.”
Demikianlah Islam mengatur hubungan dengan sesama manusia, termasuk dengan tetangga, karena Islam selalu mengedepankan kedamaian dan kerukunan dalam kehidupan manusia. [Ln]