PARA pendusta agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Ma’un ayat 1-3.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Pada permulaan ayat pertama tersebut diawali dengan kalimat pertanyaan.
Dalam kaidah penafsiran, apabila sebuah ayat dimulai dengan pertanyaan, menunjukkan ayat tersebut mengandung sesuatu yang istimewa dan penting untuk diketahui oleh siapa saja.
Maka Allah katakan, “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?”
Orang yang mengaku beragama tetapi tidak dianggap beragama.
Mengaku beragama Islam, tetapi Islamnya tertolak. Siapakah itu?
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Allah jelaskan dengan tegas, mereka adalah orang yang tidak mempunyai kepedulian nasib anak yatim dan orang-orang miskin.
Secara umum, anak yatim adalah orang yang sudah tidak punya ayah, termasuk di dalamnya adalah anak-anak terlantar.
Anak yatim adalah salah satu kelompok masyarakat yang lemah, membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Menyia-nyiakan anak yatim sama dengan menyia-nyiakan agama.
Maka pantaslah orang yang tidak peduli terhadap anak yatim dikatakan oleh Allah sebagai orang yang mendustakan agama.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Ketujuhbelas, Jangan Menyerah
Materi Kultum, Para Pendusta Agama
Karena ketidakpedulian terhadap anak yatim akan mengakibatkan berbagai kerusakan.
Muncullah anak-anak gelandangan, berbagai kejahatan, dan pergaulan bebas.
Kerusakan tersebut bagai bom waktu yang siap meledak setiap saat untuk menghancurkan sendi-sendi agama dan bangsa.
Kenyataan seperti itulah yang terjadi sekarang ini. Banyak kejahatan yang melibatkan anak-anak terlantar.
Kalau fenomena semacam ini tidak segera ditangani, mereka yang sekarang anak-anak akan tumbuh dewasa serta menjadi pelaku kriminal dan kejahatan yang jauh lebih berbahaya.
Oleh karena itu, Islam mengajak seluruh umatnya untuk mengatasi permasalahan sosial yang melibatkan anak-anak sejak dini.
Jauh sebelum permasalahan tersebut menjadi besar dan sulit untuk diatasi.
Caranya adalah dengan menyantuni mereka dan memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat materi ataupun non materi.
Bagaimanapun, mereka adalah tunas-tunas agama dan bangsa yang mempunyai hak sama dalam mendapatkan kesejahteraan.
Bukankah banyak tokoh Islam yang muncul dari keluarga yatim? Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri adalah anak yatim piatu.
Termasuk orang yang mendustakan agama juga adalah orang yang tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Jangankan memberi makan dengan hartanya sendiri, menganjurkan orang lain yang mampu saja dia tidak mau.
Perilaku semacam itu mencerminkan bagaimana busuknya hati orang tersebut.
Maka pantaslah jika ia termasuk orang yang mendustakan agama.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]