Chanelmuslim.com – Sungguh hidayah Allah dapat ditujukkan pada berbagai jalan, bahkan dari jalan yang tidak dapat diduga. Seperti kisah masuk islamnya Amru bin Ash melalui perantaraan Raja Habasyah.
Amru bin Ash tidak termasuk generasi yang masuk Islam di masa- masa awal. la masuk Islam beberapa saat sebelum peristiwa pembebasan kota Mekah, bersamaan dengan masuk Islamnya Khalid bin Walid.
Baca Juga: Shotaro Noda: Orang Jepang Pertama yang Masuk Islam di Turki (Bagian I)
Masuk Islam Karena Raja Habasyah
Anehnya, keislamannya itu diawali dengan bimbingan Najasyi, Raja Habasyah. Disebutkan bahwa Najasyi sangat mengenal Amru, bahkan menghormatinya, karena Amru sering berkunjung ke Habasyah dan membawa banyak hadiah untuknya. Pada kunjungannya yang terakhir ke negeri itu, sudah terdengar berita munculnya Rasul yang mengajak kepada tauhid dan akhlak mulia di tanah Arab.
Raja Habasyah itu bertanya kepada Amru, “Mengapa mereka tidak beriman dan mengikutinya, padahal dia adalah benar-benar seorang utusan Allah?!”
Amru balik bertanya, “Benarkah begitu?”
Najasyi berkata, “Ya… Turutilah saranku, wahai Amru. Ikutilah dia,
Karena demi Allah, dia berada di jalan yang benar, dan dia akan menang terhadap orang yang melawannya.”
Amru bergegas menaiki kendaraannya, menyeberangi lautan, pulang ke negerinya, lalu mengarahkan langkahnya menuju Madinah untuk menyerahkan diri kepada Allah Rabbul-‘alamin. Dalam perjalanannya ke Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Walid yang datang dari arah Mekah. la juga ingin bertemu Rasulullah dan menyatakan keislamannya.
Melihat kedatangan dua orang itu, wajah Rasulullah langsung berseri-seri dan berkata kepada para sahabat, “Mekah telah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita.”
Khalid lebih dulu menghadap Nabi dan menyatakan keislamannya serta bersumpah setia. Kemudian diikuti oleh Amru. “Wahai Rasulullah, aku akan menyatakan keislamanku dan bersumpah setia, dengan harapan Allah mengampuni semua dosa-dosaku di masa lalu.”
Rasulullah menjawab, “Berbaiatlah, karena Islam menghapus semua dosa yang telah lalu.”
Lalu Amru berbaiat. Sekarang, kecerdikan dan keberaniannya dipergunakan untuk kepentingan Islam.
Ketika Rasulullah saw. wafat, Amru sedang menjabat sebagai gubernur Oman. Di masa pemerintahan Umar, jasa-jasanya dapat disaksikan dalam peperangan-peperangan di Syam, kemudian dalam pembebasan Mesir dari penjajahan Romawi.
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Ithishom