SESUNGGUHNYA manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Dokter Zaidul Akbar mengingatkan kita tentang sifat manusia yang senang mengeluh.
Banyak ayat dalam Al-Qur’an seperti teguran untuk manusia. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.
Jika mendapat kebaikan, ia amat kikir. Lalu, Allah memberi keterangan bahwa yang tidak akan seperti itu (berkeluh kesah, kikir) adalah yang mengerjakan shalat dan tetap mengerjakan shalatnya.
Dan orang-orang yang hartanya tersedia bagian tertentu dan percaya dengan hari pembalasan (ini kunci tenang sejati).
Maka shalat sejatinya adalah obat bagi yang suka berkeluh kesah, obat bagi yang kikir, agar dua penyakit itu bisa sirna dari diri.
Sekian banyak nikmat yang Allah beri, lalu satu saja Allah tunda atau kurangi maka langsung muncul aslinya manusia tadi, berkeluh kesah.
Ketika dapat rezeki dari Allah, maka rezeki itu begitu berat dibagikan kepada orang lain dan penyakit itu dipelihara, dan tidak diobati penyakit kikir itu.
Baca Juga: 4 Penyebutan Manusia di Dalam Al-Quran yang Memiliki Perbedaan Makna
Manusia Diciptakan Bersifat Keluh Kesah
Lalu saya berfikir, apa indahnya hidup jika hari-hari penuh keluh kesah? Setiap hal kecil dikomentari. Hal yang tidak layak dikomentari dijadikan ajang berkeluh kesah.
Hal yang sejatinya dijadikan sarana memperbaiki diri diri dengan sabar dan syukur tapi dijadikan sarana berkeluh kesah.
Macet dikit ngeluh, rasa makanan enggak sesuai ngeluh, semua dijadikan ajang mengeluh.
Sedikit-sedikit komentar yang isinya keluhan. Enggak capekkah hidup kayak gitu?
Sabarlah, tutuplah dulu lisan itu untuk komen keluhan. Toh jika tak sesuai dengan keinginan dan harapan masih banyak nikmat lain yang Allah masih berikan.
Dan sadarilah bahwa semua yang terjadi pun dalam kehendak Allah, apa yang kurang ya minta Allah cukupkan dalam bentuk lain. Bisa kan gitu?
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sampai berdoa agar dijauhkan Allah dari kikir atau bakhil karena penyakit ini adalah penyakit yang rentetannya tak sedikit. Kenapa?
Karena jika kikir itu dipelihara, semua yang berhubungan dengan Allah akan dipakai hitung-hitungan ala manusia.
Shalat secepat mungkin, tilawah sedikit-dikitnya, semua yang urusan dengan Allah, ia akan pakai rumus matematikanya yaitu jika maka.
Shalat Dhuha cuma buat rezeki lancar, sedekah agar dibalas Allah dengan rezeki lancar dan bertambah harta, sedang ia lupa, bisa jadi, sedekahnya itu hanya untuk menghapus dosanya yang berlimpah.
Bukan sedekah itu diganti rezeki seperti maunya, bisa aja gitu..meski Allah punya hitungan sendiri..
anyway kapan mau berubah?[ind]
View this post on Instagram