BERAPA harga sebuah mahar untuk bidadari? Penasaran ya? Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh menjelaskan mengenai hal ini dinukil dari para ulama dan hadis.
Ada beberapa hadis atau riwayat tentang mahar bidadari tetapi menurut penilaian para ahli hadis semuanya lemah sanadnya.
Tetapi Imam al-Qurthubi di dalam kitabnya, التذكرة احوال الموتى و امور الاخرة halaman 556 menyebutkan beberapa kisah para perindu atau pemimpi Bidadari sebagai berikut:
Muhammad bin Nukman al-Muqri bercerita: Saya pernah duduk bersama al-Jala al-Muqri di Masjidil Haram.
Tidak lama kemudian lewat seorang tua berbadan tinggi, kurus dan berpakaian lusuh. Kemudian al-Jala mendatanginya dan berbicara dengannya beberapa saat.
Setelah itu ia kembali lagi kepada kami seraya bertanya, tahukah kalian siapa lelaki tua itu tadi? Kami menjawab, tidak tahu.
Al-Jala menyampaikan bahwa lelaki tua itu telah “membeli” mahar bidadari dari Allah dengan 40.000 kali khatam al-Quran.
Setelah menyelesaikannya, ia bermimpi bertemu dengan bidadari tersebut dalam pakaian dan perhiasannya yang sangat cantik.
Lalu ia bertanya, “Siapakah kamu?” Bidadari itu menjawab, “Saya bidadari yang telah kamu “beli” dari Allah dengan 40.000 kali khatam al-Quran.”
Tetapi mana hadiah khusus untukku? Ia menjawab: 1000 kali khatam al-Quran.
Al-Jala berkata: Kemudian orang tua itu memenuhi janjinya.
Baca Juga: Mengapa Harus Ada Mahar Dalam Pernikahan? Berapa Banyak yang Harus Diberikan?
Mahar Bidadari
Diriwayatkan dari Sahnun, di Mesir ada seorang wanita ahli ibadah punya anak lelaki bernama Said. Bila Said melakukan shalat malam, ibunya selalu bermakmum di belakangnya.
Bila Said mengantuk atau terlihat agak malas, ibunya memberi semangat dengan mengatakan: “Wahai Said, orang yang takut neraka dan melamar bidadari tidak pantas banyak tidur”.
Kemudian Said pun bangkit semangatnya.
Diriwayatkan dari Tsabit, ia berkata: Ayahku seorang yang banyak melakukan shalat malam.
Ia bercerita: Suatu malam saya bermimpi bertemu dengan seorang wanita yang luar biasa cantiknya, lalu saya bertanya, “Siapa kamu?”
Wanita itu menjawab: “Bidadari.”
Saya bertanya, “Saya ingin menikahimu?”
Bidadari itu menjawab, “Lamarlah dari Tuhanku dan bayarlah maharku”.
Saya bertanya, “Apa maharnya?”
Bidadari itu menjawab, “Tahajjud panjang”.
Kemudian bidadari itu melantunkan syair berikut:
Wahai pelamar bidadari dalam pingitannya
Dan ingin membayarnya sesuai harga
Bangkitlah dengan sungguh-sungguh jangan malas
Lawanlah hawa nafsu dengan penuh sabar
Bangunlah bila malam telah menjelang
Puasalah di siang hari
Itulah maharnya.
Ada pesan yang ingin disampaikan oleh Imam al-Qurthubi melalui kisah-kisah di atas, yaitu: Sesuaikanlah usahamu dengan mimpi-mimpimu, agar tidak menjadi sekadar mimpi kosong. Tetap semangat.[ind]