AL-QURAN lebih dekat dengan Al-Quran dimulai dari memahami makna Al-Quran itu sendiri serta kandungan yang ada di dalamnya.
Al-Qur’an bentuk dasar dari kata qara’a yang berarti tala (membaca) atau jama’a (menghimpun). Al-Qur’an artinya sesuatu yang dibaca atau menghimpun karena di dalam Al-Qur’an terkumpul berita dan hukum.
Menurut istilah, Al-Qur’an bermakna kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Rasul-Nya penutup para Nabi yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang dibuka dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
إنا نحن نزلنا عليك القرآن تنزيلا
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu (Muhammad) secara berangsur-angsur.” (QS. Al-Insan: 23)
(Ushul Fit Tafsir hlm. 6)
Adapun kandungan Al-Qur’an para ulama menjelaskan bahwa Al-Qur’an mayoritasnya berisi tentang tauhid yang meliputi tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan al-asma’ was shifat.
Baca Juga: Ketua Umum IKADI Kutuk Pembakaran Al-Qur’an di Swedia
Al-Qur’an juga berisi peringatan dari bahaya syirik yang merupakan lawan dari tauhid dan kesyirikan merupakan sebesar-besarnya kezaliman.
Al-Qur’an juga berisi ahkam yang menjadi sumber petunjuk dan pedoman kemaslahatan dunia dan akhirat.
Al-Qur’an juga menceritakan kisah-kisah para Nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang saleh serta kisah-kisah orang yang durjana agar manusia dapat mengambil pelajaran.
Siapa yang membaca Al-Qur’an dengan mentadabburinya maka dia betul-betul akan menghargai Al-Qur’an dan menyadarinya sebagai anugerah yang paling besar.
Catatan: Ustadz Fikri Abul Hasan