BARU-baru ini kembali viral video pengasuhan anak yang mengundang kotroversi. Seorang bayi dikerok bagian punggungnya oleh seorang wanita di sebuah tangkapan layar media sosial.
Dalam postingan tersebut tertulis caption, “Anak bayik dikerokin anteng bgt klo yg laen mah udah ngereog #Goodboy“.
Dari segi medis tidak ada istilah kerokan karena ini merupakan metode relaksasi. Kerokan sendiri dilakukan dengan cara memberikan gesekan di kulit agar terjadi pelebaran pembuluh darah kulit sehingga timbul rasa nyaman pada tubuh.
Bayi kerokan sangat tidak disarankan, hal ini diungkapkan oleh dokter anak Tisnasari Hafsah yang praktik di RSUP Dr. Hasan Sadikin, dikutip dari Halodoc.com pada (02/02/2023).
Ia tidak menganjurkan bayi untuk kerokan. Tak hanya kerokan, dirinya juga tidak menganjurkan anak untuk dipijat dengan ditekan berlebihan.
Baca Juga: Fakta Menarik tentang Kanguru dan Bayinya
Viral Bayi Anteng Saat Dikerok, Dokter Tidak Sarankan
Sejalan dengan dokter spesialis anak Angga Wirahmadi, menyebutkan bahwa kerokan pada bayi dapat menimbulkan bahaya dari dua sisi.
Pertama adalah proses kerokan dan yang kedua adalah minyak atau zat yang digunakan. Sebab, bayi masih memiliki kulit yang tipis sehingga mengerok berisiko tinggi menyebabkan sejumlah masalah kulit.
“Kerokan pada bayi di bawah usia satu tahun tidak disarankan karena dapat menimbulkan rasa nyeri, luka dan bengkak pada lokasi kerokan yang disebabkan kulit bayi yang masih tipis,” jelas Angga.
Kerokan yang sering digunakan sebagai metode relaksasi ini sejatinya juga tidak aman bagi orang dewasa karena dapat merusak jaringan.
Terutama bagi orang yang mengalami permasalah pada pembuluh darah dan mengonsumsi obat pengencer darah, demikian disampaikan oleh Praktisi kesehatan dan akademis, Prof Ari Fahrial Syam, dikutip dari Republika.co.id.
Oleh karena itu ia dengan tegas tidak menyarankan kerokan dilakukan kepada bayi, “Pada dewasa saja bermasalah apalagi anak-anak,” ujar Prof Ari. [Ln]