ChanelMuslim.com – Kunci yang somplak. Ada dua kunci dalam kehidupan ini yang harus kita jaga sebagai seorang muslim. Keduanya harus dilakukan. Kalau hanya salah satu berarti kuncinya somplak, tidak bisa untuk buka pintu.
Oleh: Irene Radjiman
Mengapa manusia mudah bingung dan panik dengan aturan yang padahal dibuat oleh sesama manusia sendiri? Karena Allah tak terlihat. Inilah yang menjadikan manusia terjebak pada logika dan akhirnya menuhankan ikhtiar ala manusia.
Mampu menghadirkan Allah yang tak terlihat itu sebuah keajaiban. Diminta beriman pada yang tak terlihat. Diminta untuk menyingkirkan logika ala manusia. Diminta untuk percaya dan yakin 100 persen pada yang tak terlihat. Ini tidak mudah.
Baca Juga: Mengenali Diri Sendiri Kunci Kesuksesan Hidup
Kunci yang Somplak
Guru saya mengatakan, pondasi kita sebenarnya ada pada dua hal ini dan keduanya merupakan kunci yang perlu kita jaga.
1. Selektif pada yang masuk ke tubuh (makanan dan minuman). Hanya yang halalan thoyyiban.
2. Sholat yang benar. Sholat ini dikatakan benar, bila: niatnya benar, wudhunya benar, gerakannya benar, bacaannya benar, pakaiannya benar, waktunya benar, dan bila jamaah shaftnya tegak.
Kedua hal mendasar di atas itu adalah KUNCI. Harus dilakukan keduanya. Kalau hanya salah satu berarti kuncinya somplak, tidak bisa untuk buka pintu. Akibatnya buntu, mampet.
Pernah tahu ada orang yang sholatnya masyaa Allah, tapi maksiatnya astaghfirullah. Ini sebab kuncinya somplak.
Begitu juga orang yang sulit khusyuk dalam sholat. Kalau bukan makanan/minumannya yang tidak benar, atau sholatnya yang tidak benar, bisa jadi niatnya tidak benar, cuma untuk menggugurkan kewajiban.
Mungkin wudhunya tidak benar, cuma asal kena air. Atau mungkin gerakannya yang tidak benar, cuma asal jengkang jengking.
Atau tidak mau belajar bacaan yang benar, asal baca dengan buru-buru tanpa mau memahami maksudnya. Kalau seperti ini yang terjadi dari dalam diri kita, ibadah tidak akan terasa nikmat.
Ini butuh kejujuran untuk muhasabah. Kalau tidak jujur tidak ketemu.
Baca Juga: Ibu Bahagia Kunci Mendidik Anak pada Masa Pandemi
Syarat dan Ketentuan Halalan Thoyyiban
Bicara halalan thoyyiban itu juga banyak syarat dan ketentuannya. Orang bisa bilang “ribet amat sih”.
Tapi ya memang begitu konsekuensinya. Kita ribet karena kita tidak sabaran dan mau enaknya sendiri. Tidak mau menyadari bahwa ini dunia, bukan surga.
Jangankan sempurna utuh “Halalan thoyyiban” untuk “HALAL” saja harus ada 3 syarat yang harus dipenuhi.
1. Sumbernya halal. Maksudnya adalah diperoleh dengan cara yang halal. Uang yang digunakan untuk membeli harus dari hasil kerja yang halal.
2. Dzatnya halal. Ini tuntunannya ada di Al-Qur’an
3. Proses pengolahannya halal.
ketiga hal di atas harus dipenuhi. Tidak boleh diabaikan salah satunya.
Contoh: ayam goreng. Ini halal tidak dimakan? Halal zatnya, tapi akan menjadi haram saat didapat dengan cara mencuri.
Contoh lagi: ayam goreng lagi ya. Dzatnya halal. Didapat dengan cara yang halal, tapi prosesnya tidak disembelih, melainkan dipelintir lehernya, atau disembelih tanpa menyebut nama Allah.
Ini tetap haram untuk dimakan.
Ini baru untuk unsur halal ya. Belum yang thoyyib. Kenapa halalan thoyyiban ditaruh di nomor satu? Sebab kalau halalan thoyyiban-nya benar, Insyaa Allah sholatnya benar.
Karena hidayah mudah datang pada jiwa yang bersih. Jiwa yang bersih terbentuk dari tubuh yang bersih. Insyaa Allah.
Dengan halalan thoyyiban yang benar, sholatnya benar, maka semuanya insyaa Allah benar.
Yang keluar dari mulutnya pun insyaa Allah adalah kebenaran.
Shodaqoh-nya benar. Doa-doa Insyaa Allah cepat terkabul.
Persoalannya makanan kita ke halalannya saja belum 100 persen diyakini halal. Kunci hidup kita sudah dirusak dari makanan, akhirnya Allah terasa semakin jauh, hidayah susah didapat, gede ngeyelnya, ibadah terasa tak nikmat, doa-doa seakan tak pernah ada jawaban.
Inilah persoalannya. Maka berhati-hatilah dengan apa yang akan masuk ke dalam tubuhmu.
Yakinkan apapun yang masuk ke dalam tubuhmu, baik melalui mulut ataupun yang lainnya JELAS HALALNYA, JELAS THOYYIB-NYA agar kunci hidupmu tidak somplak.[ind]