KOLAK menggerakkan ekonomi rakyat saat Ramadan. Diperkirakan, di setiap Ramadan, ada setengah juta penjual kolak yang menawarkan dagangannya.
Tak heran, karena kolak merupakan salah satu minuman pembuka puasa yang paling digemari di Indonesia.
Semisal satu porsi dijual Rp5.000 dan masing-masing pedagang “hanya” bisa menjual 10 porsi saja per hari, maka dalam sehari perputaran uang dari kolak mencapai Rp25 miliar, atau Rp750 miliar sepanjang Ramadan.
Terbayang, kalau setiap pedagang tidak hanya menjual 10 porsi, namun bisa menjual 50 porsi atau bahkan 100 porsi. Berapa besar perputaran uang dari kolak ini?
Hebatnya, perputaran uang ratusan miliar itu dinikmati oleh rakyat kebanyakan. Bukan hanya pedagang kolaknya saja, namun juga petani pisang, penjual kelapa, pedagang kolang-kaling, pembuat gula merah dan seterusnya.
MasyaAllah, berkah Ramadan dari semangkuk kolak ya!
Baca Juga: Kolak Pisang Nusantara
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis artikel berjudul “Ekonomi Bergerak Berkat Kolak” pada (04/04/2023).
Kalau di Indonesia, kolak membuat ekonomi bergerak, maka di negara-negara Timur Tengah lain lagi minuman manis yang menjadi favorit warga untuk berbuka puasa.
Di antaranya ada yang disebut Qamar Al-Din. Sebagaimana kolak, minuman ini “hanya” muncul di bulan Ramadan. Terbuat dari campuran pasta aprikot kering, air, gula, dan daun mint yang diminum dingin-dingin.
Lalu ada Jallab, yang terbuat dari campuran pasta kurma dan molase anggur dengan air mawar, es, dan almond yang direndam.
Ada juga minuman yang barangkali agak “aneh” untuk orang Indonesia. Minuman ini disebut Karkadeh. Terbuat dari rendaman bunga hibiscus (kembang sepatu) yang dikenal dengan aromanya yang kuat.
Terbayangkah membatalkan puasa dengan segelas rendaman bunga sepatu?
Kolak Menggerakkan Ekonomi Rakyat saat Ramadan
Dari segala jenis minuman manis dan menyegarkan di bulan Ramadan, tak ada yang bisa mengalahkan kenikmatan seteguk zam-zam untuk melepas dahaga setelah puasa seharian.
Air berkah ini tak hanya menyegarkan, namun juga memiliki beragam kandungan mineral bermanfaat yang bisa menjadi obat.
Seperti dilansir Arab News, di sepuluh hari pertama Ramadan ini, sebanyak delapan juta liter zam-zam telah didistribusikan di Masjidil Haram, Makkah.
View this post on Instagram
Perinciannya, tiga juta botol sekali pakai dibagikan saat berbuka puasa, untuk mengisi 25.000 kontainer yang tersebar di sekitar masjid, 250 tas punggung yang dibawa oleh petugas “zam-zam man”.
Lima puluh delapan kontainer pintar dengan kapasitas masing-masing 80 liter, serta 33 kontainer khusus yang masing-masing menampung 100 botol.
Rasanya, tak ada hadiah yang lebih istimewa dari menerima kiriman zam-zam di bulan mulia. Syukron, orang baik!
“Allahumma innii as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan waasi’an wasyifaa an min kulli daa in wasaqamin birahmatika yaa arhamarraahimiin.”[ind]