ChanelMuslim.com – Kita bersama dengan apa yang kita cintai. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah. Suatu hari seseorang bertanya pada Rasulullah tentang kapan terjadinya kiamat. Namun, Baginda Nabi bijak, beliau bertanya balik, “Apa memangnya yang sudah kau siapkan?”
Baca Juga: Novel Ayat Ayat Cinta 2, Antara Islam, Cinta, Entrepreneurship dan Kegemilangan Prestasi
Kita bersama dengan Apa yang Kita Cintai
Maka, orang ini menjawab, “Aku tak punya banyak hal, tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Mendengar itu, Rasul bersabda, “Kamu bersama yang kau cintai.”
Dikutip dari channel telegram @edgarhamas, Ustaz Edgar menuliskan bahwa pada hari ketika hadits ini terucap dari lisan mulia Baginda, penduduk Madinah seperti berhari raya karena bahagia.
Abu Naim dalam Kitab Al Muhibbin ma’al Mahbubin mencatat, ada 20 sahabat yang meriwayatkan hadits ini, menandakan betapa bahagianya kabar ini tersemai di kota Nabi.
Apa yang kita cinta akan mendefinisikan arah hidup kita. Apa tujuannya, dan akan berakhir dimana. Hadits itu diriwayatkan oleh Anas bin Malik, menyejukkan siapapun pendengarnya.
Cinta yang bukan sebatas kata, tapi cinta sejati yang melahirkan amal-amal.
Ketika Anas berkata, “Aku mencintai Abu Bakar, aku mencintai Umar.”
Ia tahu bahwa konsekuensi mencintai adalah menemukan frekuensi yang sama dengan sesuatu yang dicintanya.
Cinta yang dibatasi orientasinya hanya pada karier, ya akan mendapatkan itu saja. Hal yang dibatasi hanya pada komunitas fans bintang idola, yang ketemunya nanti itu-itu saja di akhirat sana.
Apabila kita cinta Ulama, cinta orang-orang saleh, maka berlabuhnya jua pada orang-orang saleh kelak di sana. Ingat, bukan cinta sebatas rasa, tapi yang menjelma jadi meneladani.
Ternyata sesederhana itu, tapi begitulah kita, masih sok mantap memojokkan cinta pada Allah dan Rasul-Nya di prioritas yang tak utama.
Mengira bahwa itu bisa nanti-nanti saja pas sudah tua, padahal kita sendiri tahu bahwa usia tak ada yang bisa memastikan kapan akhirnya.
“The things that we love tell us what we are.” Apa yang kita cinta mendefinisikan siapa kita. Ini pula yang jadi kompas untuk mengenal manusia agar memudahkan kita memetakan jalan, akan mencintai siapa dan berkawan dengan siapa untuk menuju-Nya.
Sahabat Muslim, semoga tulisan Ustaz Edgar di atas menjadi pengingat bagi kita agar mencintai sesuatu yang baik. [Cms]