JEFFREY Lang adalah seorang pakar matematika Amerika. Ia kini sebagai guru besar di Universitas San Fransisco.
Jangan heran jika menemukan pakar sains Amerika dan Inggris yang muslim. Hal ini, salah satunya, karena kiprah yang dilakukan pakar matematika Amerika keturunan Jerman, Prof. Dr. Jeffrey Lang. Ia menjadi inspirasi banyak ilmuwan Barat yang tertarik dengan Islam.
Prof Jeff, begitu sapaan akrabnya, lahir di Bridgeport Connecticut Amerika, 68 tahun yang lalu. Meski lahir di Amerika, ayah ibunya merupakan keturunan Jerman.
Ayah ibunya Katolik. Mereka pun menginginkan agar Jeff juga sebagai Katolik. Tidak heran jika sejak kecil ia disekolahkan orang tuanya di sekolah Katolik.
Namun, Prof Jeff sendiri mengakui bahwa saat ia bersekolah di lembaga Katolik, ia sudah meyakini bahwa tuhan tidak ada alias atheis.
Pertemuannya dengan Islam
Suatu hari saat Prof Jeff masih berusia tiga puluhan, ia sedang berada di sebuah hotel di Arab Saudi. Ia saat itu merasa bosan untuk membaca apa lagi. Semua buku yang ia bawa sudah kurang menarik.
Di kamar hotel, ia menemukan mushaf Al-Quran dengan terjemahan bahasa Inggris. Pihak hotel memang menyediakan itu untuk para tamu yang datang.
Awalnya ia tidak begitu tertarik. Baginya, semua agama sama saja. Dan ia memang sudah tidak begitu tertarik dengan yang berhubungan dengan Tuhan.
Tapi karena tidak ada lagi buku baru yang bisa memuaskan dahaganya untuk dibaca, ia pun mencoba membaca halaman pertama Al-Qur’an.
Ia membaca terjemahan surah Al-Fatihah. Awalnya ia tidak begitu tertarik. “Ya tentang puji-pujian pada tuhan, dan semua kitab suci yang ia tahu selalu isinya seperti itu,” kenangnya.
Namun ketika pada ayat terakhir, ia merasa seperti ‘disinggung’ di ayat itu: bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat.
Sampai pada kalimat ini, perasaannya membuncah. Ia menjadi begitu penasaran. Ia ingin tahu kelanjutan dari halaman berikutnya.
Mulailah ia membaca terjemahan Surah Al-Baqarah. Di awal ayat ini, Prof Jeff benar-benar seperti sedang diajak bicara oleh Al-Qur’an.
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya…”
Ia seperti dikritik oleh ayat ini. “Bagaimana buku ini bisa tahu kalau saya memang sedang ragu?” ucapnya.
Tanpa terasa, ia sudah membaca ayat-ayat itu selama hampir satu jam. Dan ia benar-benar takjub ketika bacaannya tiba di ayat tiga puluhan Surah Al-Baqarah yang mengisahkan tentang awal mula penciptaan manusia.
Tercerahkan dengan Al-Qur’an
Berbagai nalar matematis yang selama ini ia pahami serasa terpenuhi dalam ayat Al-Qur’an. Dan ayat tiga puluhan itu akhirnya memberikannya sebuah pencerahan.
Inilah informasi yang selama ini meragukannya dalam ajaran Katolik. Yaitu, tentang dosa turunan manusia, tentang kenapa manusia diturunkan ke bumi, tentang kesalahan nabi Adam, dan lainnya.
Selama ini, ajaran agama mendokrtinnya dengan hal-hal yang menurutnya tidak masuk akal. Terutama tentang awal mula penciptaan manusia.
Dan di Surah Al-Baqarah ayat tiga puluhan itu, semua terjawab dengan gamblang. Bahwa, nabi Adam dan keturunannya memang sudah disiapkan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sekaligus, bumi sebagai arena ujian untuk menjadi yang bertakwa.
Prof Jeff mengakui, setelah pengalaman indah bertemu dengan Al-Qur’an itu, kemana pun ia pergi selalu bersama mushaf Al-Qur’an. Dan mushaf yang ia miliki, begitu banyak tanda berupa garis bawah, warna transparan pada ayat, dan lainnya.
Begitu banyak buku yang ditulis Prof Jeff usai memeluk Islam. Antara lain, Losing for My Religion a Call for Help, Even Angels Ask.
Kini ia pun sudah menjadi dai di beberapa seminar yang bertopik Islam dan Sains. Terutama seminar-seminar yang diselenggarakan sejumlah kampus ternama di Amerika dan Eropa.
Jalan hidup memang rahasia Allah. Siapa sangka seorang atheis pakar matematika bisa terlunakkan hatinya hanya karena bosan untuk membaca buku apa lagi, selain mushaf Al-Qur’an terjemahan bahasa Inggris.
Ya Allah, akhirkan hidup kami dalam husnul khatimah. [Mh]