KHALIFAH yang mengurus urusan cinta rakyatnya. Khalifah al-Mahdi keluar dalam perjalanan haji. Ketika sampai di suatu tempat, ia duduk menikmati makan siangnya di pinggir jalan.
Kemudian seorang lelaki badui datang seraya memanggil dengan suara keras, “Wahai Amirul Mukminin, saya sedang jatuh cinta!”
Al-Mahdi berkata kepada pengawal, “Celaka, apa ini?”
Pengawal, “Orang berteriak, saya sedang jatuh cinta!”
Al-Mahdi, “Bawa ia kesini”.
Kemudian pengawal membawanya ke hadapan khalifah, lalu khalifah bertanya kepadanya, “Siapa yang kamu cintai?”
Badui, “Anak putri pamanku!”
Al-Mahdi, “Apakah bapaknya masih ada?”
Badui, “Masih.”
Al-Mahdi, “Mengapa dia tidak mau menikahkanmu dengannya?”
Badui, “Disitulah masalahnya wahai Amirul Mukminin!”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Al-Mahdi, “Apa masalahnya?”
Badui, “Saya blasteran, ibuku bukan dari Arab.”
Al-Mahdi, “Apa salahnya?”
Badui, “Di kampung kami hal itu dianggap aib.”
Kemudian al-Mahdi mengirim utusan untuk memanggil bapaknya.
Setelah bapaknya datang, al-Mahdi bertanya kepadanya, ‘Apakah ini anak saudaramu?”
“Ya,” jawabnya.
Khalifah yang Mengurus Urusan Cinta Rakyatnya
Baca juga: Kisah Umar bin Abdul Aziz Mengurus Pagar Rumah yang Pendek
Al-Mahdi, “Mengapa kamu tidak mau menikahkannya dengan putrimu?”
“Karena dia blasteran. Ini aib dalam budaya kami,” jawabnya.
Di Majlis al-Mahdi saat itu ada sekelompok orang dari Banu al-Abbas, ahli hikmah dan para pemimpin.
Kemudian al-Mahdi menunjuk ke arah mereka sambil berkata,
“Mereka itu semua anak keturunan al-Abbas, mereka semua blasteran. Ibu-ibu mereka sebagiannya dari Persia atau Romawi. Mereka baik-baik saja.”
“Tetapi di kami aib,” jawabnya.
Al-Mahdi, “Nikahkan dia dengannya, saya beri duapuluh ribu dirham. Sepuluh ribu untuk penebusan aib, dan sepuluh ribu lagi untuk maharnya!”
Demikianlah khalifah kaum muslimin. Di pundaknya terpikul tanggungjawab mengurus pemerintahan dan politik, mengelola negara dan khalifah. Padahal ia sedang dalam perjalanan ibadah haji.
Namun masih sibuk memerhatikan dan mengurusi rakyatnya yang sedang mabuk cinta yang datang mengadukan pamannya![Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah