DALAM sebelumnya telah dibahas mengenai keuntungan melakukan amalan secara istiqamah, yaitu menggali amalan lainnya dan merupakan anjuran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
3. Amal istiqamah akan menjadikan amal tersebut tetap ada, langgeng dan memberikan pahala yang tidak terputus.
Imam An Nawawi Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan bahwa amalan yang sedikit namun rutin dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan.
Amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, zikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima.
4. Amalan sedikit yang rutin dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.
Karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam kepada Abdullah bin Amir Al-Ash yang meninggalkan shalat malam. Sabdanya:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si Fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari).
5. Tanda diterimanya suatu amalan. Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir mengatakan dalam Tafsirnya:
“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”
Ibnu Rajab dalam kitab Latho-if Al Ma’arif hal 394 mengatakan: “Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama.
Keuntungan Melakukan Amalan Secara Istiqamah (2)
Baca juga: Keuntungan Melakukan Amalan Secara Istiqamah (1)
Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan, namun malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.
6. Orang yang terbiasa mengamalkan amalan rutin tetapi terkendala oleh halangan syar’i maka ia tetap mendapatkan pahalanya sebagaimana ia melakukan amalan tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seseorang sakit atau melakukan safar, maka dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika mukim (tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.”(HR. Bukhari).
Berharap sepenuhnya kepada Allah agar selalu memberikan kekuatan lahir dan batin hingga kita mampu melaksanakan semua kebaikan dengan istiqamah. Amin ya Rabbal ‘Alamin.[Sdz]