ChanelMuslim.com – Hamzah bin Abdul Muthalib baru saja pulang berburu, ketika didengarnya kabar bahwa keponakannya Nabi Muhammad dicaci maki Abu Jahal dan kawan-kawannya. Hamzah langsung pergi menuju Ka’bah untuk menemui Abu Jahal.
Di depan Ka’bah, Abu Jahal bercerita kepada beberapa temannya, “Puas rasanya melihat Muhammad dicaci begitu banyak orang”, ujar Abu Jahal, “Kalau kuberi semangat sedikit lagi, bukan tidak mungkin mereka akan memukulinya.”
Baca Juga: Kisah Hamzah bin Abdul Muthalib Masuk Islam
Ketika Hamzah bin Abdul Muthalib Bimbang dengan Agama Barunya
Teman temannya terlihat ikut bersemangat. Beberapa orang mulai ikut bicara, tetapi mendadak semuanya terdiam dan memandang ke satu arah. Abu Jahal ikut menoleh dan seketika kerongkongannya terdekat. Hamzah bin Abdul Muthalib, sang pahlawan Bani Hasyim, menjulang di belakangnya dengan mata menyala tanpa ampun.
“Beraninya engkau mencaci maki Muhammad, padahal aku telah memeluk agamanya? Coba lakukan penghinaanmu kepadaku jika engkau benar benar jantan!”
Setelah berkata begitu, Hamzah melayangkan busurnya. Bunyinya mendecit, cepat , dan keras sehingga kepala Abu Jahal pun terluka.
Beberapa teman Abu Jahal serempak berdiri. Tampaknya, perkelahian tidak terhindarkan lagi. Ketika Abu Jahal melihat ini, ia mengangkat tangan untuk mencegah teman temannya. Abu Jahal yakin, dalam keadaan seperti itu, Hamzah tidak akan ragu ragu membunuh orang.
Dengan napas tersengal, Abu Jahal memegangi kepalanya. Ia berkata sambil menahan marah, “Kita tinggalkan saja dia! Aku memang telah mencaci maki keponakannya.”
Mereka pun pergi dengan geram dan murung. Namun, hati Hamzah belum lagi lega. Ia pulang dengan bimbang, “Mengapa begitu mudah kutinggalkan agama nenek moyangku?”
Setelah melewati malam yang gelisah, Hamzah akhirnya berdoa, “Ya Tuhan, jika Muhammad benar, teguhkanlah hatiku. Jika Muhammad salah, jauhkanlah aku darinya!”
Hamzah menemui Rasulullah dengan sedih dan menceritakan semua kegelisahan hatinya. Rasulullah lalu membacakan beberapa ayat Al Qur’an. Perlahan, hati Hamzah dipenuhi rasa tenang, haru, dan kagum. Dengan bulat hati, ia pun berkata, “Aku menyaksikan bahwa engkau itu sungguh benar, maka itu tampakkanlah agamamu, hai anak saudaraku!”
Bukan main bersyukurnya Rasulullah. Kini, Islam telah memiliki benteng yag kuat dalam menghadapi kekerasan Quraisy. Hamzah memeluk Islam pada akhir tahun ke enam kenabian (nubuwwah).
Hamzah dijuluki singa Allah dan singa Rasul-Nya. Seluruh kegagahan Hamzah dibaktikannya untuk membela Allah dan agama-Nya sehingga Rasulullah memberi Hamzah julukan istimewa itu. Hamzah adalah komandan Sariyah yang pertama. Sariyah adalah pasukan Muslim yang berangkat tanpa disertai Rasulullah. (w)
Sumber: Muhammad Teladanku, Syaamil Books, Sigma Daya Insani