KEKUASAAN itu penting karena jika dipegang oleh penguasa yang saleh dan pemberani maka akan menjadi sarana dan alat pukul amar ma’ruf nahi munkar yg efektif.
Oleh karenanya ‘Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu berkata:
إنَّ اللَّهَ لَيَزَعُ بِالسُّلْطَانِ مَا لَا يَزَعُ بِالْقُرْآنِ
Sesungguhnya, Allah akan benar-benar menghilangkan kemungkaran melalui tangan penguasa, apa-apa yang tidak bisa dihilangkan oleh Al Quran. (Imam Ibnu Taimiyah, Al Hisbah, Hal. 326).
Kekuasaan itu penting karena dengannya agama dan dunia bisa ditegakkan.
Imam Al Ghazali mengatakan:
فإن الدنيا مزرعة الآخرة، ولا يتم الدين إلا بالدنيا. والملك والدين توأمان؛ فالدين أصل والسلطان حارس، وما لا أصل له فمهدوم، وما لا حارس له فضائع، ولا يتم الملك والضبط إلا بالسلطان
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Sesungguhnya dunia adalah ladang bagi akhirat, tidaklah sempurna agama kecuali dengan dunia. Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar; agama merupakan pondasi dan penguasa adalah penjaganya. Apa saja yang tidak memiliki pondasi akan hancur, dan apa saja yang tidak memiliki penjaga akan hilang. Dan tidaklah sempurna kekuasaan dan hukum kecuali dengan adanya pemimpin.” (Ihya ‘Ulumuddin, 1/17. Mawqi’ Al Warraq).
Kekuasaan itu penting bahkan menjadi salah satu kewajiban terbesar dalam agama.
Imam Ibnu Taimiyah mengatakan:
Kekuasaan Itu Penting, Tapi Berbahaya (1)
Baca juga: Mengapa Kekuasaan yang Terlalu Lama Cenderung Beracun?
يجب أن يعرف أن ولاية أمر الناس من أعظم واجبات الدين بل لا قيام للدين ولا للدنيا إلا بها . فإن بني آدم لا تتم مصلحتهم إلا بالاجتماع لحاجة بعضهم إلى بعض ، ولا بد لهم عند الاجتماع من رأس حتى قال النبي صلى الله عليه وسلم : « إذا خرج ثلاثة في سفر فليؤمّروا أحدهم » . رواه أبو داود ، من حديث أبي سعيد ، وأبي هريرة .
“Wajib diketahui, bahwa kekuasaan kepemimpinan yang mengurus urusan manusia termasuk kewajiban agama yang paling besar, bahkan agama dan dunia tidaklah tegak kecuali dengannya. Segala kemaslahatan manusia tidaklah sempurna kecuali dengan memadukan antara keduanya (agama dan kekuasaan), di mana satu sama lain saling menguatkan. Dalam perkumpulan seperti inilah diwajibkan adanya kepemimpinan, sampai-sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Jika tiga orang keluar bepergian maka hendaknya salah seorang mereka menjadi pemimpinnya.” Diriwayatkan Abu Daud dari Abu Said dan Abu Hurairah. (Imam Ibnu Taimiyah, As Siyasah Asy Syar’iyyah, Hal. 169. Mawqi’ Al Islam).
Kekuasaan itu penting, karena tidak sedikit ajaran Islam yang baru bisa sempurna diterapkan dgn adanya otoritas kekuasaan.
Seperti penerapan qishash dan rajam. Ini bukan domain individu, rt, rw, DKM, atau ormas.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah