KEKUASAAN itu penting, tapi berbahaya. Tentang masalah ini, Imam Ibnu Katsir mengatakan:
فليس لأحد من آحاد الرعية أن يقتله، وإنما ذلك إلى الإمام أو نائبه
Ini bukanlah domain seseorang dari rakyat yang mengeksekusinya, sesungguhnya itu adalah tugas pemimpin atau wakilnya (aparatnya). (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 2/373).
Kekuasaan itu penting, dengan berkuasa seorang pemimpin muslim, saleh, dan pemberani, dia bisa mengambil sikap lebih leluasa dalam membela Palestina atau dunia Islam lainnya, serta lebih tegas dan keras terhadap zionis.
Hari ini pemimpin umat Islam baik Arab dan non Arab tekor keberanian dan miskin kepedulian.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kekuasaan itu penting, kita lihat rezim yg tidak lama lagi akan berakhir di Indonesia, dengan kekuasaannya memaksakan definisi intoleran seenaknya kepada berbagai instansi yang ada.
Semua pihak yang bersebrangan dengannya dianggap intoleran.
Maka, jika kekuasaan dikendalikan oleh pemimpin yang shaleh, adil, dan berani maka definisi yang telah dirusak maknanya bisa dikembalikan secara proporsional.
Kekuasaan itu penting, dengan tangan kekuasaan, dakwah sekolah dan kampus yang selama lebih dua dekade berjaya diberantas habis dibanyak wilayah dengan intervensi kekuasaan menaruh orang-orang yang memang antipati kepada aktivis Islam.
Maka, jika kekuasaan bisa dikendalikan oleh orang saleh dan berpihak kepada dakwah Islam tentu masa-masa jaya dakwah sekolah dan kampus bisa dikembalikan lagi.
Kekuasaan Itu Penting, Tapi Berbahaya (2)
Baca juga: Kekuasaan Itu Penting, Tapi Berbahaya (1)
Namun demikian, kekuasaan itu berbahaya, para ulama menyebut sebagai sumber fitnah.
Huzaifah bin Yaman Radhiallahu ‘Anhu berkata:
«إِيَّاكُمْ وَمَوَاقِفَ الْفِتَنِ» قِيلَ: وَمَا مَوَاقِفُ الْفِتَنِ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَبْوَابُ الْأُمَرَاءِ يَدْخُلُ أَحَدُكُمْ عَلَى الْأَمِيرِ فَيُصَدِّقُهُ بِالْكَذِبِ وَيَقُولُ لَهُ مَا لَيْسَ فِيهِ»
Hati-hatilah kalian terhadap pos-posnya fitnah. Ditanyakan: “Apakah pos-posnya fitnah itu, wahai Abdillah?” Beliau menjawab: “Yaitu pintu-pintu penguasa, kalian masuk ke pintu seorang penguasa lalu kalian membenarkan dia dengan kedustaan, dan mengatakan kepada dia apa-apa yang dia tidak pernah lakukan (menjilat). (Imam Abdurrazzaq, Al Mushannaf, 11/316).[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah