KARAKTER pejuang Islam atau sebut saja sebagai karakter mujahid dakwah.
Keteladan itu lahir dari sikap ‘sidqu’, jujur dan benar, selaras antara ucapan dan kenyataan. ‘Sidqu’ harus ada sebelum perkataan. Tanpa itu hanya akan menjadi gimik dan lips service belaka.
Hal ini sangatlah tidak etis sebab berarti penipuan yang dilarang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا، وَالْمَكْرُ وَالْخِدَاعُ فِي النَّار
“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban 2: 326. Hadits ini sahih sebagaimana kata Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1058).
Di tengah masyarakat seringkali terjadi kebohongan publik, yaitu saat informasi yang disampaikan ke publik tidak sesuai fakta.
Perilaku demikian tak jarang dilakukan para figur publik. Mereka biasanya orang yang populer, menjadi pusat perhatian, dan memiliki pengaruh besar dalam masyarakat.
Materi-materi yang sesak dengan kebohongan itu dikemas dan disebarkan secara terencana dan kadang sistematis.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tujuannya untuk menciptakan kekacauan dan merancukan kebenaran.
Hal ini jelas ia sangat berbahaya dan cenderung melanggar norma-norma sosial serta kepatutan publik.
Masyarakat dibuat resah dan bahkan berpeluang terpecah.
Ketentraman dan kedamaian sering terganggu dengan banyaknya informasi hoax dan kabar dusta yang bersileweran sehari-hari.
Allah melarang perbuatan menyebar kebohongan dan mengancamnya dengan hukuman yang berat.
Orang yang sengaja membuat hoaks yang disebar adalah pengkhianat dan pengikut setan, sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
Karekter Pejuang Islam (2)
Baca juga: Karekter Pejuang Islam (1)
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلْفَٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ وَأَنَّ ٱللَّهَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang munkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nur: 19-21).
Ayat ini merupakan larangan Allah untuk mengikuti langkah-langkah syetan yang merupakan musuh nyata bagi manusia.
Taqarub kepada Allah yg senantiasa, membuat seseorang itu dijaga dari ganggunan syetan dan dibersihkan dalam langkah dan perbuatannya.
Dalam hal ini, bagi seorang mujahid dakwah, taqarrub kepada Allah adalah hal yang paling utama baginya. Wallahu a’lam.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah