PELAKSANAAN waktu shalat dhuha terkadang masih menjadi perdebatan beberapa orang. Kapan awal dan akhir dari shalat dhuha itu.
Ada yang meyakini demikian dan demikian dengan rasionalisasi dan dalil masing-masing.
Hal itu terjadi bisa jadi karena semangatnya orang-orang dalam melakukan shalat sunnah yang satu ini.
Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah orang yang istiqamah melaksanakan shalat dhuha kelak akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu dhuha yang disediakan oleh Allah.
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala” (HR. At-Thabrani).
Lalu kapan waktu awal dan akhirnya shalat dhuha tersebut?
Masalah ini dibagi menjadi tiga bagian. Waktu awalnya, waktu utama, dan waktu akhirnya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Waktu Awalnya
Shalat dhuha sudah dibolehkan sejak setelah terbitnya matahari (bukan pas terbit), sebagaimana shalat isyraq.
Sebagian ulama mengatakan shalat dhuha dan isyraq sama saja.
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata:
الإشراق: صلاة الضحى
Isyraq itu shalat dhuha.
Lalu, dalam kitab para ulama:
أَنَّ صَلاَةَ الضُّحَى وَصَلاَةَ الإْشْرَاقِ وَاحِدَةٌ إِذْ كُلُّهُمْ ذَكَرُوا وَقْتَهَا مِنْ بَعْدِ الطُّلُوعِ إِلَى الزَّوَال وَلَمْ يَفْصِلُوا بَيْنَهُمَا . وَقِيل : إِنَّ صَلاَةَ الإِْشْرَاقِ غَيْرُ صَلاَةِ الضُّحَى ، وَعَلَيْهِ فَوَقْتُ صَلاَةِ الإْشْرَاقِ بَعْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ ، عِنْدَ زَوَال وَقْتِ الْكَرَاهَةِ
Bahwasanya shalat dhuha dan shalat isyraq adalah sama, semua mengatakan bahwa waktunya adalah setelah terbitnya matahari sampai tergelincirnya, kedua shalat ini tidak terpisahkan. Ada juga yang mengatakan: sesungguhnya shalat isyraq bukanlah shalat dhuha, waktu pelaksanaannya adalah setelah terbitnya matahari ketika tergelincirnya waktu dibencinya shalat.
Syaikh Abul ‘Ala Al Mubarkafuri mengutip dari Ath Thibiy, dia berkata:
أي ثم صلى بعد أن ترتفع الشمس قدر رمح حتى يخرج وقت الكراهة، وهذه الصلاة تسمى صلاة الإشراق، وهي أول صلاة الضحى. انتهى
Kemudian dia shalat setelah meningginya matahari setinggi tombak, sampai keluar waktu dimakruhkan shalat, shalat ini dinamakan shalat isyraq, yaitu awal dari shalat dhuha.
Kapan Awal dan Akhir Shalat Dhuha
Dalam madzhab resmi Syafi’iyah, ada perbedaan pendapat, keduanya diklaim sebagai mu’tamad (pendapat resmi).
Yg satu mengatakan shalat isyraq adalah bukan shalat dhuha, yang lain mengatakan shalat isyraq dan dhuha sama saja.
Imam Syihabuddin Ar Ramli mengatakan:
الْمُعْتَمَدُ أَنَّ صَلَاةَ الْإِشْرَاقِ غَيْرُ الضحى
Pendapat yg resmi (dalam madzhab Syafi’i) bahwa shalat Isyraq adalah bukan shalat dhuha.
Sementara Syaikh Bakri ad Dimyathi mengatakan:
(قوله: قال ابن عباس: صلاة الإشراق صلاة الضحى) هو المعتمد. وقيل غيرها
Perkataannya: berkata Ibnu Abbas: shalat isyraq adalah shalat dhuha. Inilah pendapat resmi. Ada juga yang mengatakan selain itu.
Berapa menit setelah syuruq?
Dalam Syarhul Mumti’ dikatakan rub’us saa’ah (1/4 jam = 15 menit) setelah syuruq.
Baca juga: Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib dan Dhuha
Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:
فوقت صلاة الإشراق، يبدأ من بعد ارتفاع الشمس قدر رمح وهو مقدر بعشرين دقيقة تقريبا. وعليه فلا بد أن تنتظر بعد الوقت المدون في التقويم عشرين دقيقة ثم تصلي صلاة الإشراق، وهي جزء من صلاة الضحى
Waktu shalat isyraq dimulai setelah meningginya matahari, seukuran tombak yaitu sekitar +/- 20 menit. Jadi, dia wajib menunggu dulu setelah syuruq selama 20 menit lalu dia shalat isyraq, dan itu bagian dari shalat dhuha.
2. Waktu Paling Utama
Dari Zaid bin Arqam Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
“Shalat Al Awwabin (shalat dhuha) waktunya adalah ketika unta merasakan panas.” (HR. Muslim no. 748)
Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
قَالَ أَصْحَابنَا : هُوَ أَفْضَل وَقْت صَلَاة الضُّحَى ، وَإِنْ كَانَتْ تَجُوز مِنْ طُلُوع الشَّمْس إِلَى الزَّوَال .
“Sahabat-sahabat kami (syafi’iyah) telah berkata: ‘Itu adalah waktu yang paling utama untuk shalat dhuha, dan boleh saja melakukannya dari terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari.”
3. Waktu Akhir Dhuha
Waktu akhirnya adalah menjelang zhuhur. Dalam kitab Syarhul Mumti’ dikatakan 10 menit sebelum zhuhur.
Syaikh Nashir al ‘Umar mengatakan 10 menit sebelum zhuhur, inilah pendapat pertengahan. Sebab, ada yang mengatakan 15 menit dan ada pula yang mengatakan 5 menit.[Sdz]