ChanelMuslim.com – Mu’adz bin Jabal adalah salah satu dari sekian banyak sahabat yang memiliki keistimewaan di mata Rasulullah. Contoh keistimewaannya adalah disabdakan oleh Rasul bahwa Mu’adz merupakan orang yang paling paham ilmu halal dan haram serta bisa mengajarkan Al-Qur’an.
Penunjukkan Duta Besar ke Yaman
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin @gensaladin, suatu kali Rasulullah bersabda, “Yang paling paham tentang ilmu halal dan haram dari umatku adalah Mu’adz bin Jabal.” (H.R Tirmidzi).
Rasulullah juga pernah bersabda tentang ilmu Al Qur’an yang dimiliki Mu’adz. “Pelajarilah Al-Qur’an dari 4 orang ini: Abdullah bin Mas’ud, Ubayy, Mu’adz bin Jabal dan Salim.” (H.R Al Bukhari)
Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa setelah Makkah masuk dalam pelukan Islam, Mu’adz ditunjuk oleh Rasul untuk tinggal di kota tersebut dengan sebuah misi mengajarkan Al- Qur’an kepada penduduknya.
Selain itu, Mu’adz juga menjadi orang kepercayaan Rasulullah yang ditunjuk untuk menjadi Duta Besar menuju Yaman yang merupakan negeri kaya raya dan strategis dalam perdagangan internasional saat itu.
Beliau ditunjuk karena beliau adalah lelaki Anshar yang pikirannya cemerlang, wajahnya gagah dan karakternya pemberani.
Akan tetapi, penunjukan Mu’adz untuk berangkat ke Yaman adalah kali terakhir perjumpaan beliau dengan Rasulullah karena saat beliau pulang ke Madinah, Rasulullah telah wafat.
Namun, Mu’adz tidaklah berpaku tangan dan terus berduka cita. Beliau melanjutkan tugas mulia dakwah untuk membebaskan wilayah Syam dari cengkraman Romawi Timur.
Di sana, Mu’adz mendapatkan kepercayaan dari Khalifah Umar bin Khattab untuk mengajarkan Fiqih kepada penduduk Syam.
Umar berpidato, “Siapa yang ingin belajar Fiqih, hendaknya datang pada Mu’adz bin Jabal.” (Siyar A’lâm An Nubalâ’)
Baca Juga: Islamic Center Mu’adz Bin Jabal Kendari Diresmikan
Profil Mu’adz bin Jabal
Mu’adz masuk Islam di usia 18 tahun, bahkan menyaksikan sendiri Baiat Aqabah yang kedua bersama generasi yang usianya lebih tua darinya.
Beliau wafat dalam usianya yang masih sangat muda, yaitu sekitar 30 tahunan.
Ketika wabah Amwas menyerang wilayah Syam, sahabat Abu Ubaidah bin Al Jarrah yang merupakan gubernur wilayah tersebut, wafat.
Kemudian, Mu’adz diangkat untuk menggantikan beliau menghadapi kondisi genting itu. Saat berjuang memimpin Syam melewati wabah, Mu’adz menjemput takdir syahidnya.
Sahabat Muslim, itulah keistimewaan seorang Mu’adz bin Jabal di mata Rasulullah. Kita bisa melihat bagaimana semangatnya dalam berdakwah dan betapa luasnya ilmu yang dimiliki.
Semoga kita bisa meneladaninya dengan terus semangat dalam belajar agar bisa berkontribusi membuat perubahan bagi bangsa dan negara ke arah yang lebih baik lagi. Aamiinn. [Cms]
(Tulisan ini juga diambil dari sumber Siyar A’lâm An Nubalâ’, Imam Adz Dzahabi, Ar Rijal Haula Ar Rasul, Khalid Muhammad Khalid, dan Thabaqat Al Kubra, Ibnu Sa’ad)