ChanelMuslim.com – Seperti diketahui, Islam di era Utsmani merupakan salah satu bagian penting dalam perkembangan Islam. Pada era tersebut, banyak ilmuwan-ilmuwan hebat yang bermunculan dari bidang yang berbeda-beda.
Baca Juga:Ibnu Al-Haitam, Ilmuwan Muslim Penemu Kamera
Ilmuwan Hebat Era Utsmani
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin, ada ilmuwan bernama Şerafeddin Sabuncuoğlu (1385-1468)
Ilmuwan ini adalah seorang ahli bedah dan dokter Utsmani abad pertengahan.
Şerafeddin Sabuncuoğlu memulai minat medisnya pada usia 17 tahun, kemudian melanjutkan karier praktik medisnya di Rumah Sakit Amasya Dar-es Sifa sampai beliau wafat sekaligus menjadi direktur rumah sakit itu selama hampir 14 tahun.
Beliau adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan teknik drainase hidrosefalus pada anak-anak, sebuah kondisi medis di mana cairan menumpuk di otak.
Ia juga menjelaskan komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan bagaimana mencegah kematian ibu.
Kemudian, ada nama Syaikh Aaq Syamsuddin (1389-1459) yang merupakan seorang Ulama, penyair, dan saintis Utsmani yang berpengaruh, dan menjadi penasihat Al Fatih dalam pemerintahannya.
Syaikh Aaq Syamsuddin juga berpengetahuan luas dalam pengobatan gangguan psikologis dan spiritual.
Selain itu, ada Mimar Sinan (1488/1490 – 1588) yang merupakan Kepala arsitek Utsmaniyah dan insinyur sipil untuk Sultan Sulaiman Al Qanuni, Selim II, dan Murad III.
Tokoh ini menjadi penanggungjawab utama atas pembangunan lebih dari 300 bangunan fenomenal dan proyek-proyek umum lainnya seperti sekolah.
Karya besarnya adalah Masjid Selimiye di Edirne, meskipun karyanya yang paling terkenal adalah Masjid Suleiman di Istanbul.
Dia dianggap sebagai arsitek terhebat dari periode klasik arsitektur Ottoman dan telah dibandingkan dengan Michelangelo, kontemporernya di Barat.
Baca Juga: KTT Wanita Muslim 2021 Soroti Peran Ilmuwan Wanita
Mengenal Polymath
Sementara itu, ada juga ilmuwan yang tidak hanya luas pengetahuannya dalam salah satu bidang tertentu saja. Salah satunya adalah Taqiyuddin Muhammad (1526-1585)
Beliau adalah seorang polymath, yaitu seseorang yang pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang yang aktif di Kairo dan Istanbul.
Dia adalah penulis lebih dari 90 buku tentang berbagai mata pelajaran, termasuk astronomi, jam, teknik, matematika, mekanika, optik, dan filsafat alam.
Beliau juga ternyata adalah pendiri sekaligus direktur Observatorium Konstantinopel, yang juga dikenal sebagai Observatorium Istanbul.
Selain Taqiyyudin, Kâtip Çelebi (1609-1657) juga merupakan seorang Polytmath Utsmani yang terkenal dan penulis sastra terkemuka di abad ke-17.
Beliau menyusun ensiklopedia universal yang sangat lengkap “Kaşf az-Zunūn” yang terkenal, dan menulis banyak risalah dan esai.
Kâtip Çelebi paling produktif dalam akhir hidup sampai wafatnya pada 1657.
Dia menulis setidaknya 23 buku, selain esai dan risalah yang lebih pendek. Salah satunya Buku “Taqwīm At Tawarikh’, tentang sejarah universal dari Penciptaan Nabi Adam sampai tahun 1648.
Terakhir, ada nama ilmuwan Badiuzzaman Said Nursi (1877-1960) yang diienal sebagai tokoh pembaharu Islam di Turki yang berpikiran modern dan moderat.
Pemikiran Said Nursi membawa pengaruh tidak hanya dalam bidang pendidikan, tapi dalam berbagai bidang antara lain tasawuf, akidah, ilmu kalam, sejarah, dan bahasa.
Sampai dengan tahun 1950, beliau terus menulis berbagai risalah hingga jumlahnya mencapai lebih dari 130 risalah, dan dikumpulkan dengan judul Kulliyat Rasa’il al’Nur (Koleksi Risalah Nur) yang berisi empat seri utama, yaitu al-Kalimat, al-Maktubat, al-Lama’at dan al-Syu’a’at.
Sahabat Muslim, itulah kisah para ilmuwan hebat pada era utsmani. Kita bisa meneladani mereka dengan terus semangat belajar dan menguasai bidang ilmu tertentu agar bisa memberi manfaat kepada orang yang banyak.
(Tulisan ini juga diambil dari sumber 101 Amaliqah min Ali Utsman, Bilal Abul Khair, Tarikh Daulah Utsmaniyah Al Muftara Alaiha, dan Mi’ah Udzama Ummatil Islam Ghayyaru Majra At Tarikh, Jihad Turbani)