ChanelMuslim.com – Kisah kesetiaan Istri Khalifah Utsman bin Affan, Nailah binti Al-Farafishah berikut ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Utsman dan Nailah memiliki umur yang terpaut sangat jauh. Saat itu, usia Utsman 81 tahun, sementara Nailah berusia 18 tahun. Ada juga yang mengatakan Utsman berusia 76 dan Nailah berusia 16 tahun. Namun, pernikahan di antara keduanya didasari oleh rasa cinta dan tidak adanya paksaan.
Baca Juga: Detik-detik Kematian Utsman bin Affan
Alasan Nailah Menerima Pinangan Utsman bin Affan
Dilansir channel telegram KisahIslami yang mengambil dari sumber Akhukum Fillah Fadlan Fahamsyah (Dari berbagai sumber ) pada malam pertama, khalifah menyapa lembut kekasihnya.
“Wahai Nailah, kenapa engkau mau menikah dengan lelaki tua seperti aku?”
Nailah pun menjawab, “Aku suka dengan lelaki yang lebih tua.”
Khalifah pun berkata, “Tapi masa tuaku telah melampaui masa tua yang ada.”
Nailah pun menjawab, “Tetapi masa mudamu telah engkau habiskan bersama Rasulullah Shalallahu’ Alaihi Wasallam.”
Kehidupan pernikahan mereka berdua pun terus berjalan. Utsman diperlakukan dengan penuh cinta dan akhlak yang mulia, begitu juga dengan Nailah yang dianugerahi oleh Allah keberkahan cinta sang khalifah.
Waktu terus berjalan, sang khalifah menaklukkan negeri-negeri kafir, menundukkan dan mengislamkan penduduknya, hingga negeri islam terbentang dari timur hingga ke barat, terbentang dari Maroko hingga ke Azerbaijan.
Semua itu tidak lepas dari peran istri khalifah Utsman bin Affan. Istri yang menemani sang suami dalam suka dan duka.
Tibalah hari-hari kelam dalam sejarah islam, yaitu muncul ribuan manusia yang berhati buruk berkumpul di kota Madinah.
Pada saat para sahabat beribadah haji di tanah haram, kaum munafikin pengikut Abdullah bin Saba’ mengepung rumah sang khalifah dengan maksud ingin menjatuhkannya dan mengobarkan api revolusi dan melengserkannya dari tampuk kekhalifahan.
Para anak-anak sahabat yang kalah jumlah bergegas dan segera menuju rumah sang khalifah, menghunuskan pedang dan membela sang khalifah.
Baca Juga: Bersama Ma’had Utsman bin Affan, Al Quds Amanati Gelar Dauroh Pembebasan Palestina
Rela Terluka Demi sang Suami
Akan tetapi, sang khalifah memerintahkan mereka untuk pulang dan menyarungkan pedang-pedang mereka.
Akhirnya, kaum munafik itu berhasil mendobrak pintu rumah sang khalifah dan sang khalifah sedang dalam keadaan berpuasa dan khusyu’ melantunkan Al-Qur’an.
Ditemani Nailah sang istri, ia tidak sejengkal pun mundur dari menjaga dan melayani sang khalifah Ustman bin Affan.
Kaum munafik pun berhasil masuk ke rumah sang khalifah, mengayunkan pedang ke arah tubuh sang khalifah, tetapi Nailah maju menangkis mata pedang yang tajam, hingga jari-jari Nailah terputus demi membela suaminya.
Namun, Utsman melihat Na’ilah belum sempat mengenakan hijab demi membelanya, maka Utsman pun berkata, “Masuklah ya Na’ilah. Demi Allah, aku terbunuh lebih aku cintai daripada auratmu dilihat oleh manusia-manusia ini.”
Akhirnya, gugurlah sang khalifah Utsman bin Affan sebagai martir Islam, darah Nailah bercampur dengan darah syahid sang khalifah. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)