SIAPA yang lebih dikenal oleh kita dalam bidang astronomi? Adakah kita mengenal Ibnu Asy-Syatir seorang ilmuan muslim di bidang Astronomi? Mari kita simak biografi dan karya apa saja yang telah dihasilkan oleh Ibnu Asy-Syatir.
Ibnu Asy-Syathir adalah salah seorang ilmuwan Damaskus dalam bidang astronomi dan salah seorang ilmuwan astronomi baru yang menggiring menuju gambaran baru tentang alam.
Dia juga telah berhasil membukakan jalan bagi peradaban era luar angkasa seperti yang kita ketahui sekarang
Nasab dan Nama Panggilannya
Dia bernama Alauddin Ali bin Ibrahim bin Muham-mad bin Hassan Al-Anshari Al-Muaqqit Al-Falaki Ad-Dsimasyqi.
Dia dikenal dengan nama Ibnu Asy-Syathir. Selain, itu dia juga dikenal dengan nama Al Muththa’am Al Falaki, karena di masa mudanya di berprofesi me-lubangi kayu dengan gading.
Barangkali inilah yang membuatnya trampil dalam membuat alat-alat astronomi
Tempat, Tanggal Lahir, dan Riwayat Hidupnya
Ibnu Asy-Syathir dilahirkan pada tahun 704 H (1304 M). Dia wafat pada tahun 777 H (1275 M) dalam usianya yang ketujuh puluh tiga tahun.
Pada masa hidupnya dia pernah menjadi muadzdzin di Masjid Umawi yang terletak di Damaskus, kemudian menjadi muaqqit (penentu waktu shalat) dan mengepalai para muadzdzin.
Baca Juga: Toshihiko Izutsu, Ilmuan Jepang yang Hafal Alquran dan Menguasai 30 Bahasa
Pendidikannya
Ibnu Asy-Syathir belajar ilmu astronomi dan matematika kepada seorang ahli Astronomi Damaskus, Abu Hasan bin Husein bin Ibrahim bin Yusuf Asy-Syathir. Dia melakukan perjalanan ke Syam dan Mesir.
Dia mempelajari karya-karya ahli astronomi pendahulunya seperti Ath-Thusi, Umar Al-Khayyam, Hasan bin Al-Haitam, dan Quthubuddin Asy-Syairazi
Penemuan Ilmiah
Penemuan dalam bidang astronomi
Ibnu Asy-Syathir belajar dari prestasi yang pernah diraih oleh sebuah sekolah dalam bidang astronomi yang dipimpin oleh ahli astronomi senior, Nashiruddin Ath-Thusi, yang sempat aktif dan jaya pada abad ketujuh dan kedelapan Hijriyah atau abad ketiga belas dan keempat belas Masehi.
Ia berhasil menentukan tempat beredarnya bintang Mercury dan bulan yang selama ini telah membingungkan para ilmuwan.
Dua contoh pergerakan dari keduanya merupakan penemuan pertama yang memberi jalan bagi terwujudnya ilmu astronomi modern. Hingga saat ini, banyk ilmuwan Barat yang mengakui penemuan Ibnu Asy-Syathir.
Seorang ahli astronomi Polandia, Copernicus, telah mengambil dua contoh pergerakan bintang Mercury dan bulan yang dibuat oleh Ibnu Asy-Syathir, dua abad setengah setelah wafatnya.
Belakangan penemuan Ibnu Asy-Syathir ini dikenal dengan nama “Copernican System”
Penemuan alat-alat astronomi dan alat ukur.
Ibnu Asy-Syathir berhasil menciptakan banyak alat yang dipergunakan untuk memantau bintang dan yang dipakai dalam pengukuran dan perhitungan.
Di antaranya ada yang berupa jam matahari dan tembaga, perempatan tinggi dan perempatan penuh yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan ilmu perbintangan yang dapat mengantarkan kita kepada hasil yang diinginkan, dan astrolabe.
Karya-Karyanya
Ibnu Asy-Syathir mempunyai beberapa karya tulis dalam bidang astronomi, di antaranya karya-karya tulis yang menerangkan alat-alat yang dipakai untuk meneropong bintang dan cara pemakaiannya.
Dia juga mempunyai karya tulis dalam bidang matematika. Di antaranya adalah sebagai berikut.
– “Zaij Ibnu Asy-Syathir.” Buku ini telah diringkas oleh Syamsuddin Al-Halabi dengan judul “Ad-Dur Al-Fakhir.”
Kemudian direvisi oleh Syihabuddin Ahmad bin Ghulamallah bin Ahmad dengan judul “Nuzhatun Nazhir Fi Fashhih Ushul Ibnu Asy-Syathir.”
kemudian diringkas lagi dengan judul “AL-Lam’ah Fi Hilli Al-Kawakib As-Sab’ah.”
Buku ini juga telah diringkas oleh Ibnu Zuraiq Al-Jizi dengan judul “Ar-Raudh AL-‘Athir Fi Talkhish Zaij Ibn Asy-Syathir.”
Dalam muqaddimah bukunya, Ibnu Zuraiq mengatakan, “Ibnu Asy-Syathir telah menulis sebuah buku yang berharga dan telah berhasil menentukan tempat beberapa bintang dan peredarannya
– “Risalah Fi Al-Hai’ah Al-Jadidah”
– “Risalah Fi Al-Amal Bidaqaiq Ikhtilaf Al-Afaq Al-Mar’iah”
– “RIsalah Fi Istikhraj At-Tarikh”
– “An-Naf’u Al-Am Fi Al-Amal Bi Ar-Rub’i At-Tam Limauwaqit Al-Islam”
– “Risalah Fi Ushul Ilmi Al-Asthurlab”
– “Tuhfat As-Sami’ Fi Al-Amal Bi Ar-Rub’i Al-Jami”
– “An-Nujum As-Sahirah Fi Al-Amal bi Ar-Rub’i Al-Mujib Bila Maryi Wala Dairah”
– “Al-Jabar Wa AL-Muqabalah”
Komentar Tentangnya
Tentang keberhasilannya menciptakan peredaran bintang Mercury dan bulan, Ensy-clopedia of Islam mengatakan, “Penemuan yang pernah diraih oleh Ibnu Asy-Syathir ini banyak memiliki per-samaan dengan contoh yang ditemukan oleh Copernicus setelah berlalu dua abad lamanya.
Apalagi contoh yang dikemukakan oleh Copernicus, terutama tentang bulan dan bintang Mercury sangan mirip sekali. Keduanya telah mempergunakan teori Ath-Thusi.
Keduanya juga telah menentukan pusat pergerakan yang teratur dengan cara yang sama.
Oleh karena itu, ada sedikit keraguan bahwa Copernicus telah mengetahui penemuan dan karya Ibnu Asy-Syathir, namun meskipun demikian pengutipannya secara terperinci masih rumit untuk diketahui.”
Kesaksian tersebut mempertegas bahwa Copernicus telah menyadur sebagian dari ide-idenya.
Pernyataan pada kesaksian di atas yang mengatakan, “Meskipun demikian, pengutipannya secara terperinci masih rumit masih rumit untuk diketahui.”
Perlu kita komentari bahwa, “Pada kenyataannya ungkapan ini adalah ungkapan yang sudah ada sejak dahulu dan tidak menyentuh berita-berita yang ada belum lama ini tentang ditemukannya beberapa manuskrip karya Ibnu Asy-Syathir di tempat kelahiran Copernicus.
Dengan demikian permasalahannya sudah jelas, bahwa Copernicus telah menyadur ide-ide Ibnu Asy-Syahir dan Menjadikannya sebagai idenya sendiri.”
(Sumber: 147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam, Muhammad Gharib Gaudah, Pustaka Al-Kautsar) [Ln]