FAKTOR apa saja yang mendorong tumbuhnya cinta? Apakah dari mata turun ke hati? Alkisah suatu hari Azzah masuk menjumpai Hajjaj, Hajjaj berkata, “Azzah, demi Allah, kamu tidak seperti yang dikatakan oleh banyak orang.”
Baca Juga: Cinta baru Jodoh atau Jodoh baru Cinta
Tiga Faktor yang Mendorong Tumbuhnya Cinta
Orang-orang mengatakan Azzah memiliki wajah yang biasa saja, namun Hajjaj melihat Azzah begitu menarik hatinya. Kemudian Azzah berkata, “Pangeran, sesungguhnya mereka melihatku tidak dengan mata yang Anda pergunakan untuk melihatku.”
Kisah di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa seorang kekasih tercinta terlihat lebih cantik di mata orang yang mencintainya dan rasa cintanya jauh lebih besar daripada yang lainnya.
Cinta itu tumbuh karena sang pecinta melihat segala hal yang terdapat dalam diri orang yang dicintainya, yang membawanya pada cinta, segala perasaan yang terdapat pada diri orang yang mencintai, kecocokan yang ada di antara orang yang mencintai dengan yang dicintai.
Ada tiga faktor yang mendorong tumbuhnya rasa cinta, menurut Ibnul Qayyim yaitu;
1. Sifat dan kecantikan/ketampanan orang yang dicintai
Kebanyakan orang beranggapan kecantikan atau ketampanan bisa menumbuhkan rasa cinta. Namun hanya bergantung pada kecantikan dan ketampanan saja cinta tidak akan abadi.
Kecantikan atau ketampanan hanyalah daya tari pada pertama kali. Ada kalanya seseorang merasa dirinya tidak memliki paras yang cantik tetapi di mata orang yang mencintainya kecantikannya sempurna. Kekuatan cinta itu sesuai dengan kecantikan yang ada dalam pandangan orang yang mencintainya.
2. Perasaan orang yang mencintai
Cinta merupakan cerminan sang pecinta untuk melihat tabiat dan gambaran yang terdapat dalam diri kekasihnya. Cinta tumbuh karena perasaan yang mendalam dari sang pecinta setelah melihat kecantikan diri yang dicintainya.
3. Ikatan dan kecocokan yang ada di antara orang yang mencintai dan yang dicintai
Kecocokan terjadi karena dua hal, pertama karena kecocokan yang timbul secara alamiah . kecocokan alamiah adalah kesesuaian etika, keterpautan emosi, dan kerinduan yang ada pada jiwa kepada orang lain.
kedua, kecocokan yang timbul karena interaksi yang rutin. Ketika menemukan orang yang mempunyai orientasi yang sama secara otomatis akan melahirkan kecocokan emosi.
Jika tidak mempunyai orientasi yang sama, maka kecocokan itu pun tidak akan terjadi. [Maya/Cms]