CINTA Allah kepada seorang ibu. “Suatu hari, seorang wanita mendatangi Aisyah ra. Kemudian Aisyah memberi tiga buah kurma kepada wanita itu.
Kemudian wanita itu memberi satu buah kurma kepada setiap anaknya. Dan ia sendiri memegang satu buah kurma. Kedua anaknya memakan kurma itu, kemudian mereka melihat ibunya.
Kemudian sang ibu sengaja (memegang) kurma dan membelahnya, lalu memberikan setiap belahan kurma kepada masing-masing anaknya.
Maka datanglah Rasulullah dan Aisyah memberitahukan kepadanya (apa yang dilakukan oleh wanita itu). Rasulullah saw. bersabda, “Apa yang telah membuatmu heran dari perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah telah mengasihi wanita itu disebabkan kasih sayang kepada anaknya.” (HR. Bukhari)
Baca Juga: Buatlah Keluarga Bisa Berkontribusi Besar
Cinta Allah kepada Seorang Ibu
Ibu adalah lambang kasih sayang, kelembutan, dan cinta Allah swt. telah menciptakan baginya kasih sayang yang menyirami kehidupan anak-anaknya, kelembutan yang memeluk anak-anaknya saat mereka gelisah, dan cinta yang menyinari kehidupan anak-anaknya. Allah telah menjadikan ibu sebagai gambaran hidup akan kasih sayang dan rahmat Allah.
Kasih sayang seorang ibu adalah fitrah Allah, maka sangatlah ganjil bagi wanita yang menafikan diri untuk menjadi seorang ibu, misalnya dengan melakukan aborsi. Padahal, banyak wanita yang begitu menginginkan anak tapi sulit mendapatkanya.
Mereka menanti-nantikan kehadiran buah hati dalam rumahnya. Semoga Allah memberkahi wanita-wanita yang sabar dalam masa penantian ini.
Sadarkah dengan menolak menjdai ibu artinya kita menolak cinta dan kasih sayang Allah. bukankah sangat merugi jika kita menolak cinta dan kasih sayang Allah.
Begitu juga dengan seorang ibu yang berhati kasar dan bersikap zhalim terhadap anaknya, Rasulullah tidak mau mengakuinya sebagai umatnya.
“Tidaklah termasuk golongan kami, orang-orang yang tidak mengasuh anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak orang besar di antara kami.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ibu yang hatinya kosong dari perasaan kasih sayang akan bersifat keras dan kasar. Tidak diragukan lagi bahwa di dalam sifat-sifat yang buruk ini akan menghasilkan interaksi dengan kelainan sikap pada anak-anak dan akan membawa anak-anak ke dalam penyimpangan, kebodohan, dan kesulitan.
Bunda, janganlah bersedih. Memang terkadang ada saja yang menganggap kecil peran ibu. Bersabarlah dan teruslah menjaga anak-anak kita dengan penuh kasih sayang, kelembutan, dan cinta karena di saat itulah Allah swt. sedang menyirami kita dengan cinta dan kasih sayang-Nya. [MAY/Cms]