ChanelMuslim.com – Wahyu selain diberikan kepada para Nabi dan Rasul, juga kepada Malaikat. Malaikat sering kali menjadi perantara turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad. Cara Allah menyampaikan wahyu kepada Malaikat, dalam hal ini Jibril yang ditugaskan menyampaikan wahyu, memiliki beberapa pendapat:
Pendapat pertama: Allah berbicara langsung kepada Jibril tanpa perantara, sebagaimana sebuah hadits:
Nabi bersabda: “Jikalau Allah berfirman tentang wahyu, maka seluruh langit akan bergetar atau Allah berkata kepada mereka: “Bergetarlah” karena takut kepada Allah. Saat penduduk langit mendengar-Nya, maka seluruhnya tunduk dalam keadaan bersujud, kemudian yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah malaikat Jibril AS. Lalu Allah firmankan wahyunya. Saat Jibril melewati para malaikat, para malaikat itu bertanya kepadanya: “Apa yang Tuhan kami katakan wahai JIbril? Maka jibril menjawab: “Ia mengatakan kebenaran dan Ialah yang Maha Tinggi dan Maha Besar”. Maka seluruh malaikat mengatakan hal yang sama sebagaimana yang dikatakan oleh Jibril….”
Hadits di atas menunjukkan bahwa wahyu disampaikan kepada malaikat dengan cara Allah berbicara langsung kepada mereka dengan bahasa yang mereka fahami, dan dengan cara mendengarkan perkataan dari perwakilan dari Malaikat.
Baca Juga: Ketakutan Para Malaikat
Cara Allah Memberi Wahyu Kepada Malaikat
Pendapat ke dua adalah bahwa Jibril menghafalnya dari Lauhul Mahfudz. Namun, Manna’ al-Qathan berpendapat bahwa hal ini kurang tepat, karena apa yang ada dalam Lauhul Mahfudz adalah seluruh rahasia yang tidak diungkapakan secara sekaligus.
Pendapat ke tiga, Allah menyampaikan dalam bentuk makna, sedangkan Jibril dan Nabi Muhammad menyampaikan wahyu kepada umat dalam dalam bentuk lafadz.
Namun, pendapat ke tiga ini berkaitan dengan wahyu Sunnah bukan wahyu Al-Qur’an. Wahyu Sunnah disampaikan kepada Jibril berupa makna dan diteruskan kepada Nabi Muhammad dengan makna pula. Dengan demikian wahyu Sunnah secara makna dari Allah sedangkan lafadz dari Nabi Muhammad. [Ln]