BAGAIMANA cara Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam berkomunikasi dengan Bunda Hajar?
“Wahai Ibrahim, hendak ke mana engkau pergi?” tanya Hajar penuh keheranan, ketika Ibrahim meninggalkan dirinya dan Ismail di padang tandus nan gersang. Pun tak berpenghuni.
“Apakah engkau meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?” lanjutnya.
Tiga kali Hajar mengulang pertanyaan yang sama. Namun tetap tak ada jawaban.
Hajar diam sejenak. Akhirnya ia bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkan hal ini kepadamu?”
Nabi Ibrahim menjawab pendek, “Benar.” Lalu ia kembali melangkah.
Hajar masih tertegun. Seakan tak percaya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا
“Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami,” ungkap Hajar. Ia adalah perempuan pilihan.
Terpilih untuk mendampingi kekasih Allah, Ibrahim.
Ada sangat banyak hal bisa kita pelajari dari sosok Hajar, sang istri dan ibu yang luar biasa ketakwaannya kepada Allah.
Pertama, yakin kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Begini Cara Ibrahim dan Hajar Berkomunikasi
Sesuatu yang telah menjadi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu menghasilkan kebaikan jika dilaksanakan.
Dan sesuatu yang menjadi larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu menghasilkan keburukan jika dilanggar. Hajar sangat yakin itu.
Kedua, berani mengemukakan pendapat.
Hajar tidak diam saja menerima perlakuan yang menurutnya tidak bisa diterima.
Ia bertanya, “Apakah engkau meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?”
Ketiga, mengulang sampai mendapat kejelasan jawaban.
Hajar tidak cukup sekali bertanya. Karena belum ada kejelasan, maka ia mengulang lagi pertanyaannya.
Baca juga: Kisah Kegundahan Ibrahim Saat Meninggalkan Hajar dan Ismail
Hingga tiga kali, dan mendapat kejelasan.
Keempat, membuat pertanyaan yang berbeda.
Ketika tiga kali mengulang pertanyaan sama tak ada jawaban, ia membuat pertanyaan yang berbeda.
“Apakah Allah yang memerintahkan hal ini kepadamu?”
Demikian pertanyaan keempat diajukan, tidak lagi mengulang pertanyaan sebelumnya.
Kelima, menggunakan metode pertanyaan.
Hajar mengajari kaum perempuan, agar berkomunikasi dengan suami menggunakan metode pertanyaan.
Ia tidak menggunakan kata kerja perintah, seperti “Kamu harus tetap di sini bersama kami” atau “Kamu tidak boleh meninggalkan kami.”
Karena lelaki tak suka diperintah dan dilarang.[Sdz]