ChanelMuslim.com – Sebelum ditutup karena Covid-19, pada masa dahulu, Makkah juga sudah pernah ditutup karena terjadinya peristiwa, seperti penyerangan dan juga wabah penyakit.
Dalam sejarahnya, para ahli tarikh mengumpulkan data riwayat yang menunjukkan bahwa haji pernah ditutup 40 kali sepanjang zaman.
Baca Juga: Museum di Makkah Dibuka Kembali untuk Pengunjung
Beberapa Peristiwa yang Pernah Menyebabkan Makkah Ditutup
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, dijelaskan ada empat peristiwa bersejarah yang menyebabkan Makkah ditutup. Hal ini pun mencegah umat Islam mengunjungi kota suci dalam 1.400 tahun terakhir.
1. Serangan Abrahah ke Ka’bah, 570 Masehi
Pada tahun 570 M, gubernur Yaman, Abrahah, sedang membangun sebuah katedral di kota Shan’a untuk membuat pusat ziarah baru. Dia menyadari bahwa Ka’bah akan menjegal tujuannya, jadi dia mengatur ekspedisi militer besar-besaran untuk menghancurkan Makkah.
Dia pun mengarahkan peziarah ke katedralnya dan menjadikan Yaman satu-satunya tujuan untuk berhaji. Pada 570 M, setahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad, dia melancarkan kampanye invasi ke Hijaz.
Diriwayatkan bahwa dia mempersenjatai pasukan besarnya dengan beberapa gajah. Ketika mereka mendekati Ka’bah, gajah mereka tak mau bergerak lebih jauh.
Penduduk Makkah, yang tidak mampu dan tidak siap untuk melawan pasukan Abrahah, melarikan diri ke pegunungan.
Tahun itu, orang tidak bisa berziarah ke Makkah karena takut perang. Surat Al Fil mengisahkan bahwa Abrahah dan pasukannya gagal menginvasi Makkah karena tentara Allah berupa burung-burung Ababil.
2. Serangan Syiah Qaramithah ke Makkah
Jumlah orang yang datang ke Makkah untuk melaksanakan haji mulai berkurang setiap tahun setelah Negara Qaramithah Syiah mulai melakukan serangan terus menerus ke Mekah dan rute ziarahnya sebelum 930 Masehi.
Hal ini membuat para Ulama mengeluarkan fatwa pada 930 yang melarang ziarah haji ke Makkah karena gentingnya kondisi dan berkecamuknya perang.
Pada tahun yang sama, pemimpin Qaramithah, Abu Tahir al Jannabi memblokade Makkah dan membantai puluhan ribu peziarah. Para Sejarawan menyatakan bahwa kelompok Qaramithah ini telah melarang ziarah ke Makkah selama lebih dari 10 tahun.
Sebelum orang-orang syiah Qaramithah meninggalkan Mekah, mereka mencuri pintu Ka’bah serta Hajar Aswad.
Dua barang curian itu tetap di bawah kendali mereka selama 20 tahun lamanya. Akhirnya, Kekhalifahan Abbasiyah membayar 120.000 dinar pada tahun 952 untuk pengembalian dua benda ini ke Makkah.
Baca Juga: Pria Ini jadi Bintang TikTok Setelah Berjalan dari Midlands ke Makkah
Wabah Penyakit
3. Wabah Penyakit Abad 19 Awal
Ada banyak wabah di wilayah Hijaz di Semenanjung Arab selama abad ke-19, seperti wabah kolera dan meningitis misalnya.
Penyebaran wabah penyakit di wilayah Hijaz pada tahun 1814 menyebabkan wafatnya sekitar 8.000 orang, dan ziarah tidak diizinkan tahun itu.
Epidemi dimulai lagi pada musim haji 1837, berlanjut hingga 1892. Hampir seribu meninggal setiap hari karena epidemi yang sangat fatal antara periode ini.
Dokter dari Mesir dikirim untuk membangun karantina di jalan menuju Mekah untuk menjaga orang-orang agar terpantau kesehatannya.
4. Blokade Ka’bah oleh Juyahman al Otaibi
Pada 20 November 1979, seorang pemberontak Juhaiman al Otaybi memblokade Ka’bah saat Shalat Subuh.
Dia menyatakan beberapa tuntutan politik termasuk pembubaran Kerajaan Saudi, berakhirnya hubungan kerajaan dengan negara adidaya Barat, penghentian penjualan minyak ke negara-negara Barat, dan penutupan pangkalan militer asing.
Komite Ulama Kerajaan meminta Kerajaan Saudi untuk meluncurkan intervensi bersenjata dan menyingkirkan kota dari semua pemberontak.
Serangan itu berlanjut selama sekitar 15 hari dan baru berakhir. Selama blokade, Ka’bah tertutup selama dua pekan.
Pada akhir periode dua pekan, 127 tentara Saudi, 117 pendukung Juheyman dan 26 warga sipil tewas dalam bentrokan itu. Juhaiman dan 62 pengikutnya kemudian dihukum mati. [Cms]