EROPA dan Amerika sedang kebanjiran hidayah. Hidup Islami kini menjadi trend baru di dua benua yang dulu mayoritas Kristen itu.
Islam berkembang begitu pesat di Eropa dan Amerika. Di Inggris, jumlah masjid kini sudah ribuan. Busana muslimah juga menjadi fashion baru yang kian akrab di masyarakat. Setiap sepuluh bayi yang lahir, tujuh di antaranya bernama Muhammad atau nama Islam yang lain.
Bukan hanya di Eropa dan Amerika, Jepang dan Korea pun mengalami hal yang sama. Bahkan seorang ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Khalil Nafis mengatakan bahwa mereka butuh banyak imam dan ustaz yang minta didatangkan dari Indonesia.
Kenapa Banjir Hidayah
Pertanyaannya, kenapa tiba-tiba mereka menggandrungi Islam? Bukankah para dai sudah ada di sana sejak lama. Tapi kenapa baru sekarang perubahan luar biasa itu berlangsung?
Jawaban sederhananya karena sarana komunikasi yang berkembang pesat. Khususnya, media sosial digital. Informasi bisa didapat hanya melalui ponsel yang setiap orang miliki. Tidak seperti dulu yang didominasi televisi dan koran.
Kecanggihan dan kemudahan media informasi akhirnya mempertemukan mereka dengan sesuatu yang selama ini mereka cari. Ya, itulah Islam. Sebuah way of life yang menuntun mereka dalam cara hidup yang jauh lebih baik.
Melalui sosial media, mereka bisa memahami dan mengamalkan Islam hanya dalam hitungan jam. Tentang akidah, ibadah, dan akhlak.
Islam Menjawab Problem Mereka
Islam itu kebutuhan semua orang. Termasuk mereka yang jauh dari ‘sentuhan’ Islam, yang selama ini dikepung oleh informasi yang menihilkan Islam.
Bagi mereka, Islam menjawab masalah ketuhanan yang selama ini aneh mereka rasakan. Konsep Trinitas dalam Kristen hingga kini terus menjadi perdebatan di kalangan internal sendiri.
Islam pun menjelaskan bahwa Yesus adalah utusan Tuhan yang sama kedudukannya dengan para nabi dan Rasul yang lain, termasuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Begitu pun dengan kitab suci. Hanya Al-Qur’an yang keasliannya bisa diuji secara ilmiah. Sementara yang lain sudah terjemahan dari terjemahan.
Bagi mereka, Islam memberikan soslusi terhadap krisis keluarga. Islam mengajarkan penghormatan anak terhadap orang tua, dan begitu pun sebaliknya orang tua terhadap anak.
Islam mengajarkan akhlak yang membuat orang tua di sana merasa bahagia terhadap perubahan anak-anak muda mereka: berkata sopan, mencium tangan orang tua, dan lainnya. Sebuah fenomena yang sama sekali tidak pernah terjadi sebelum mereka kenal Islam.
Bagi mereka, Islam memberikan solusi terhadap ‘kejahatan’ alkohol yang akrab dalam kehidupan mereka. Angka kecelakaan di jalan raya, kriminalitas di luar dan dalam rumah tangga, mayoritas disebabkan oleh dampak buruk alkohol.
Dengan Islam, mereka bisa terhindar dari kungkungan alkohol yang selama ini telah menyusahkan mereka.
Bagi mereka, Islam menuntun mereka untuk setia dan bertanggung jawab dalam kehidupan suami isri. Selama ini, mereka terlena dalam budaya seks bebas yang sangat permisif.
Islam mendudukan hubungan suami istri menjadi hubungan yang sangat mulia. Ada rambu-rambu dalam interaksi pria wanita.
Bagi mereka, Islam membimbing mereka untuk saling mencintai sesama manusia. Tidak lagi ada sekat warna kulit, status sosial, dan ekonomi. Sebuah keadaan masa lalu yang sulit mereka hindari.
Bayangkan, di gereja saja ada klasifikasi berdasarkan etnis dan warna kulit. Inilah sekat yang akhirnya bisa didobrak dalam ajaran Islam.
Bagi mereka, Islam memberikan solusi terhadap konsep ekonomi yang selama ini berjalan tidak adil. Sistem zakat, infak, dan sedekah; menjadi jawaban terhadap kezaliman pajak yang terus menjerat kehidupan mereka.
Islam ‘membanjiri’ Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika bukan karena semangat revolusi politik dan sosial. Tapi karena adanya revolusi mental dan spiritual. Kepuasan mental dan spiritual buat mereka sudah menjadi barang mahal yang sulit mereka dapatkan.
Mereka adalah orang-orang terpelajar dan cerdas. Mereka tidak memilih Islam karena terpaksa. Bukan pula karena ikut-ikutan. Tapi lebih karena kesadaran dan kebutuhan hidup mereka yang asasi.
Tak lama lagi, insya Allah, kita akan menemukan negeri-negeri Islam baru yang ditandai dengan semaraknya azan dan menara-menara masjid di Eropa dan Amerika. [Mh]