BENARKAH Umar bin Khaththab pernah mengubur anak perempuannya? Tentunya, kita sering diceritakan bahwa khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiallahu ‘anhu, Umar bin Khaththab pernah mengubur hidup-hidup anak perempuannya saat masih jahiliyah.
Kisah ini diceritakan dengan narasi yang begitu emosional bahwa Umar menangisi perilaku jahiliyahnya itu. Sampai-sampai dari kedua matanya berbekas tanda air matanya yang terus menerus mengalir karena begitu menyesalnya.
Baca Juga: Umar bin Khattab Menghukum Putranya
Benarkah Umar bin Khaththab Pernah Mengubur Anak Perempuannya?
Syaikh Utsman Al Khamis dalam ceramahnya mengatakan, “Riwayat yang menyampaikan kisah Umar mengubur seorang bayi perempuannya hidup-hidup itu dari Jabir Al Ju’fi.
Ia adalah seorang Syi’ah Rafidhah dan pendusta. Riwayatnya tidak diterima karena kebid’ahannya sebagai Rafidhah, dan karena cacat dalam ucapannya sebagai pendusta.”
Hafshah, anak Umar yang paling besar. Hafshah dilahirkan lima tahun sebelum masa kenabian dan merupakan putrinya yang tertua.
Mengapa Hafshah, anak tertua Umar, dibiarkan hidup jika Umar dikatakan benci kepada anak perempuan?
Dalam kitab-kitab Biografi Sahabat yang ditulis ulama (Ahlus Sunnah Waljamaah) tidak ada satu pun yang menyebutkan bahwa Umar pernah membunuh bayi perempuannya.
Berikut DR. Shalih Al Ushaimy (Dosen jurusan Aqidah di Arab Saudi) mengatakan tentang riwayat dan tuduhan bahwa Umar bin Khatab radhiallahu anhu membunuh dan mengubur hidup-hidup bayi perempuannya di masa jahiliyah:
“Setelah riset dalam kitab-kitab hadits dan takhrij, saya tidak menemukan rujukan, kecuali dalam kitab-kitab Rafidhah (Syi’ah). Sehingga, nihilnya narasumber yang berasal dari kitab-kitab Sunnah, hadits, atsar, serta buku-buku sejarah itu merupakan sebuah bukti absah terhadap kebohongan kabar tersebut.
Cerita-cerita yang berisikan pembunuhan karakter terhadap sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam banyak sekali, padahal para sahabat berlepas diri tidak melakukan seperti yang dituduhkan. Itu sebabnya, mengapa seseorang harus meneliti kembali dan memiliki kepekaan darimana ia mengambil sumber pengetahuan/ilmu.”
Di antara bukti keraguan dan kebathilannya adalah sebagai berikut:
1. Riwayat tersebut tidak ada sama sekali didalam kitab-kitab hadits Ahlus Sunnah wal Jama’ah, baik itu kitab hadits shahih, Hadits dla’if, Bahkan di dalam kitab tarikh (sejarah Islam) yang ditulis para ulama Ahlus Sunnah pun tidak ada dan tidak pernah disebutkan.
2. Riwayat ini sangat sering dan banyak disebutkan serta disebarluaskan oleh kaum Syi’ah dan Rafidlah yang sangat tidak menyukai kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, dan para shahabat Rasulullah SAW yang lainnya.
3. Mengubur hidup-hidup anak perempuan, adalah bukan tradisi dan kebiasaan keluarga Umar bin Khattab Radliyallahu ‘anhu dan kabilahnya dari Bani Adiy di masa Jahiliyah.
Sebagai buktinya, Umar bin Khattab Radliyallahu ‘anhu menikah dengan seorang wanita yang bernama Zainab binti Mazh’un (saudari Utsman bin Mazh’un R.A) dan melahirkan beberapa anak, di antaranya: Hafshah, Abdurrahman dan Abdullah bin Umar.
Hafshah adalah anak perempuan Umar Bin Khaththab R.A yang paling besar. Ia dilahirkan 5 tahun sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rosul.
Demikian pula Umar Bin Khaththab R.A memiliki saudari kandung yang bernama Fathimah binti Al-Khattab, ”Pertanyaannya”, kalau sekiranya mengubur hidup-hidup anak perempuan adalah suatu tradisi dan kebiasaan keluarga Umar bin Khattab dan Bani Adiy, maka kenapa Hafshah binti Umar bin Al-Khaththab dan Fathimah binti Al-Khaththab dibiarkan masih hidup hingga dewasa?
Hafshah binti Umar bin Al-Khaththab bahkan menjadi salah satu istri Nabi Muhammad SAW, Padahal Hafshah adalah anak perempuan Umar bin Khattab yang paling besar. “Jika memang kisah itu benar”, pertanyaannya adalah kenapa yang dikubur hidup-hidupnya anak perempuannya yang paling kecil?
Yang dilahirkan setelah Hafshah. Dan kenapa kejadian ini tidak pernah diceritakan oleh anak-anak Umar bin Khattab dan keluarganya setelah mereka memeluk agama Islam?
Kisah tentang Umar bin Khaththab yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya adalah upaya pembunuhan karakter kepada sahabat Rasulullah yang mulia itu. Pada kenyataannya, Umar bin Khaththab sangat mencintai putrinya hingga beliau dipanggil sebagai Abu Hafsah. [Maya/Sumber: Portal Islam/Cms]