ChanelMuslim.com – Allah memberikan apa yang kita minta dan juga yang tidak kita minta. Kadang kita merasa belum menerima apa yang pernah kita minta. Lupa bahwa dunia ini bukan satu-satunya tempat untuk menerima pemberian-Nya. Tapi yang pasti, semua yang telah diberikan-Nya untuk kita, adalah ketetapan-Nya.
Oleh: Ninin Kholida
Sebagai adab hamba pada yang Maha Pemberi adalah menerimanya dengan rida, apatah itu bentuknya kesenangan, kesedihan, kehilangan, dan segala rupa lalu kita berikan nama itu dengan pemaknaan subjektif kita.
Yang pasti, apapun yang terjadi pada diri kita hari ini; tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Tidak ada yang terjadi, melainkan dengan ketetapan-Nya.
Allah tidak perlu bertanya apakah kita siap diberi atau tidak. Allah juga tidak perlu menjelaskan alasan-Nya, mengapa Dia memberikan, menahan atau mengganti sesuatu dengan yang lainnya. Itu semata-mata kehendak-Nya.
Sebagai yang diberi, tugas kita hanya satu; menerima dengan ridha. Yang kadang kita lupa, kita ini bukan satu-satunya makhluk yang tinggal di muka bumi. Dunia ini tidak berputar hanya untuk urusan diri kita sendiri.
Allah adalah Tuhan semesta alam.
Atas apapun yang terjadi dalam hidup kita,
Tak apa-apa jika kita kaget, lambat mencerna dan menemukan hikmah di balik pemberian itu. Seringkali dengan rahasia itulah cara Rabb, mengajarkan manusia ilmu.
Tak bisa ilmu dipahami terang benderang seketika. Butuh waktu dan upaya. Kadang kepahaman itu datang samar-samar, kadang hadir bersama kebimbangan.
Kadang dikunyah perlahan bersama kehilangan. Kadang baru bisa dimengerti dengan kesedihan. Kepahaman atas ilmu adalah rezeki dari-Nya.
Tugas kita menerima semua bentuk pemberian-Nya. Mengedepankan prasangka yang baik pada Yang Maha Mengetahui.
Mengikuti aturan dan petunjuk-Nya dalam menimbang, mengambil keputusan dan bertindak.
Menggunakan pemberian-Nya untuk makin taat dan mendekat pada-Nya.
Kita tidak pernah lebih tahu dari-Nya mengenai apa yang terbaik bagi hidup kita.
Pengetahuan kita atas diri kita. Pemahaman kita atas hidup ini, bahkan tidak pernah bisa menyamai setetes air dibandingkan dengan pengetahuan-Nya.
Jadi jangan pernah menyandarkan dan menyerahkan diri pada diri sendiri walaupun hanya sekejap mata.
Bahu kita bahkan tak cukup kuat untuk menopang diri sendiri tegak melangkah saat sedang terpuruk. Kaki kita kadang tak kokoh untuk tetap berjalan saat terluka.
Penerimaan atas ketetapan-Nya, kadang membuat kita merasa tak punya pilihan lain. Ya memang, kita tidak selalu bisa membuat opsi lainnya.
Baca Juga: Allah Membuatku Sedih dan Sakit Hati
Allah Memberikan Apa yang Kita Minta dan Juga yang Tidak Kita Minta
Sulitkah mengakui bahwa kuasa kita terbatas? Beratkah menerima kenyataan bahwa ada banyak hal yang berada di luar jangkauan kontrol dan kuasa diri kita sendiri?
Maka berkonsentrasilah pada apa-apa yang dalam jangkauan kita saja. Kita tidak akan ditanya apalagi dimintai pertanggungjawaban atas apa-apa yang tidak diberikan-Nya pada kita.
Mulailah berhenti menginginkan nikmat yang diberikan-Nya pada orang lain. Karena hal itu akan menghalangi diri kita melihat nikmat-nikmat-Nya pada diri kita.
Jangan lupa bahwa apa-apa yang telah Allah berikan pada kita, akan dimintai pertanggungjawaban.
Umur untuk apa kita habiskan.
Kesehatan untuk apa kita gunakan.
Harta; dari mana kita dapatkan dan untuk apa.
Masa muda; apa saja yang telah kita lakukan.
Hidup itu bukan hanya berputar-putar pada ingin, minta, diberi lalu ingin yang lain lagi, minta yang lain lagi …
Kalau kita tahu bahwa apa yang diberikan-Nya untuk kita itu pun harus kita pertanggung jawabkan. Niscaya kita tidak akan bermudah-mudah meminta.
Tapi Allah dengan rahmatNya berkata, kalau kita mau meminta mintalah hanya pada-Nya. Kalau kita berdoa, Dia akan mengabulkannya.
Mungkin karena itulah Rasulullah bahkan meminta petunjuk-Nya saat meminta.
Mendahulukan menyebut-nyebut nikmat-Nya sebelum meminta nikmat yang lainnya.
Bagi seorang penerima pemberian yang banyak,
Tak layakkah rindu tersemat untuk bertemu dengan Sang Maha Pemberi itu dalam sebaik-baik keadaan
Dalam pertemuan yang mengesankan
Agar kita bisa secara langsung menatap dan berterimakasih pada yang Maha Pengasih?
Rugilah kiranya, jika semua pemberian-Nya tidak membuat kita terpesona atas cinta-Nya
Tidak membuat kita ingin bertemu dalam ketaatan kepada-Nya
Benarlah, Ibnu Qayyim pernah menuturkan hikmah: Andai saja kita tahu bagaimana indahnya Allah mengatur urusan kita, niscaya hati kita akan meleleh karena cinta pada-Nya.
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.[ind]