ChanelMuslim.com – Kuda adalah hewan yang sering ditunggangi oleh Rasulullah saw dan para sahabat pada masanya di jazirah Arab. Biasanya, digunakan untuk mengangkut barang dagangan di pasar atau keperluan perang. Tetapi, selain kepentingan-kepentingan di atas, kuda pun dapat menjadi penyelamat untuk membantu korban banjir dan longsor di daerah Kabupaten Bogor.
Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor masih terisolasi hingga saat ini karena bencana banjir sekaligus longsor yang terjadi disana. Hal itu menyebabkan akses kendaraan menuju ke sana sulit untuk menggunakan kendaraan ringan pada umumnya seperti, motor dan mobil, bahkan perjalanan harus ditempuh melalui jalur udara atau kendaraan offroad. Tetapi, transportasi yang digunakan oleh Zaelani, salah satu relawan yang membantu distribusi logistik menuju desa ini berbeda. Ia menunggangi kuda untuk sampai lokasi. Bukan tanpa alasan Zaeni dan teman-temannya yang datang dari sekolah latihan kuda di Ciomas, Kota Bogor dan Kota Serang menunggangi kuda. Mereka melakukan ini semua atas inisiatif sendiri, mengingat akses jalan yang cukup sulit.
“Kuda lebih efisien ketimbang kendaraan, karena dia bisa kami ajak menembus hutan,” ucap Zaelani seperti yang dilansir tempo.co pada, Rabu (8/1/2020).
Kuda yang digunakan adalah kuda asli Indonesia namanya adalah kuda sandei. Dengan fisiknya tidak terlalu besar, cocok dengan kondisi untuk cuaca seperti sekarang ini dan kuda tersebut mampu membawa beban sekitar 100 kilogram. Saat membawa barang-barang, kuda tidak ditunggangi. Tetapi, dituntun. Setelah selesai mengantarkan logistik, kuda ditunggangi lagi untuk pulang.
“Pakai kuda juga kita ngirit bahan bakar, karena kuda hanya perlu makannya saja, dan disini banyak rumput,” kata Nazwan. Seorang relawan lainnya seperti yang dikutip dari tempo.co.
Selain dari sekolah latihan kuda, Relawan yang menggunakan hewan ini sebagai kendaraan untuk menuju lokasi bencana adalah relawan Muhammadiyah. Namanya, Fajar Suryani. Ia juga menyediakan 3 ekor kuda yang akan digunakan oleh tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk mengangkut obat-obatan, hygine kit, dan sembako. Alasannya adalah sama persis dengan Zaelani, yaitu karena jalan yang dilalui cukup ekstrim. Kuda-kuda tersebut harus menempuh jarak 15 km untuk sampai ke tempat tujuan, melewati jalan kampung berupa gang-gang sempit, pematang sawah dan lereng bukit terjal untuk menghindari jalan utama yang terkena longsor.
Sepanjang perjalanan, distribusi logistik menggunakan kuda ini mendapatkan sambutan dari warga karena belum pernah ada kuda yang masuk ke daerah mereka. Oleh sebab itu, hal ini menjadi hiburan bagi warga yang terkena bencana.
“Alhamdulillah, kehadiran kuda sebagai alat angkut logistik ini mendapat respon positif dari warga,” kata Nana Muljana, Ketua MCMD Kabupaten Bogor, dikutip dari, m.muhammadiyah.or.id pada Kamis (9/1/2020).
Pemakaian kuda untuk melewati jalan-jalan yang sulit dilalui oleh kendaraan biasa untuk sampai di lokasi bencana dalam rangka memberikan bantuan adalah keputusan yang sangat tepat. Tetapi, kesehatan dan keselamatan kuda pun harus diperhatikan oleh para relawan. Sebab, saat banjir besar lalu yang melanda daerah Jabodetabek, tepatnya, di Tangerang, seekor kuda mati dan kusirnya pingsan saat nekat menerobos banjir diduga karena kelelahan sebab kuda tersebut sedang membawa gerobak delman pula.
Oleh sebab itu, tindakan yang harusnya dilakukan adalah di saat kuda membawa banyak beban logistik dan harus menempuh jarak yang lumayan jauh serta jalan yang ekstrim, kuda tersebut lebih baik dituntun. Daripada, bebannya harus bertambah karena ditunggangi.
Itulah beberapa alasan mengapa kuda dipilih sebagai kendaraan saat bencana. Meskipun kuda mampu menanggung beban berat dan juga menapaki jalan terjal, kesehatan dan keselamatan kuda juga harus diperhatikan penunggangnya. [ind/Camus]