AKTIVITAS keseharian adalah ibadah dan profesionalisme kerja. Kesadaran bekerja dimulai sejak awal hari.
Seorang pekerja sering dianggap memulai pekerjaannya saat tiba di kantor, misalnya pukul 08.00 pagi.
Namun, jika direnungkan lebih dalam, sebenarnya proses bekerja sudah dimulai sejak awal hari, bahkan sebelum kaki melangkah keluar rumah.
Aktivitas seperti bangun tidur, mandi, berpakaian, sarapan, hingga memulai kendaraan adalah bagian dari persiapan yang terintegrasi dengan pekerjaan.
Allah berfirman:
“Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 7-8).
Dengan pemahaman ini, setiap aktivitas, sekecil apa pun, dapat bernilai ibadah jika dilandasi niat yang tulus untuk mencari ridha Allah.
1. Awali Hari dengan Doa dan Niat
Kesadaran bekerja dimulai sejak bangun tidur. Awali hari dengan doa sebagai bentuk syukur atas nikmat kehidupan dan pengingat akan tujuan hidup:
“Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
(Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami akan kembali.)
Doa ini menyadarkan kita bahwa setiap hari adalah peluang baru untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
Setelah itu, lanjutkan aktivitas pagi seperti mandi, berwudhu, melaksanakan shalat sunnah sebelum Subuh, dan seterusnya.
Jadikan setiap langkah sebagai awal yang penuh keberkahan.
2. Ibadah Adalah Bagian dari Pekerjaan
Anggaplah ibadah, terutama shalat lima waktu, sebagai bagian dari pekerjaan.
Shalat tidak boleh dianggap sebagai beban, tetapi sebagai penguat spiritual yang mendukung pekerjaan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa menjaga shalat lima waktu, maka ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat.” (HR. Ahmad).
Melaksanakan ibadah sunnah seperti shalat Dhuha juga menjadi bagian dari investasi spiritual. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Pada pagi hari setiap persendian kalian memiliki kewajiban sedekah dan mencukupinya adalah dua rakaat Dhuha.” (HR. Muslim).
3. Peran Keluarga dalam Kesuksesan
Aktivitas Keseharian Adalah Ibadah dan Profesionalisme Kerja
Peran keluarga, khususnya pasangan, juga menjadi bagian dari proses kerja.
Ketika istri membantu menyiapkan pakaian atau sarapan, ia sebenarnya sedang berkontribusi dalam keberhasilan suami.
Dalam Islam, bekerja adalah kolaborasi menuju keberkahan.
Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan dijadikannya di antara kamu rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah).” (QS. Ar-Rum: 21)
Setiap anggota keluarga yang saling mendukung akan menciptakan harmoni dalam kehidupan dan pekerjaan.
4. Shalat dan Keberkahan Usaha
Bagi pemimpin perusahaan atau manajer, sangat penting menanamkan nilai bahwa menjaga shalat lima waktu adalah bagian dari profesionalisme kerja.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa yang menolong saudaranya, Allah akan menolongnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Ibadah Suami dalam Pekerjaan Rumah Tangga
Ketika perusahaan memfasilitasi dan mendorong karyawan untuk menjaga ibadah, keberkahan akan menyertai usaha tersebut.
Keberhasilan perusahaan bukan hanya diukur dari target bisnis, tetapi juga dari nilai spiritual yang dibangun bersama.
5. Menyatukan Ibadah dan Pekerjaan
Semua aktivitas ibadah dapat dianggap sebagai bagian dari pekerjaan.
Ketika seorang karyawan menjaga shalat lima waktu, ia tidak hanya menjaga hubungan dengan Allah, tetapi juga meningkatkan kualitas dirinya sebagai pekerja yang profesional.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Allah mencintai jika salah seorang di antara kalian melakukan pekerjaan, maka dia melakukannya dengan itqan (sungguh-sungguh).” (HR. Thabrani)
6. Praktik dalam Kehidupan Sehari-hari
Langkah sederhana untuk mengintegrasikan ibadah dalam rutinitas kerja:
• Bangun pagi: Awali dengan doa dan niat untuk bekerja mencari ridha Allah.
• Persiapan sebelum berangkat kerja: Libatkan keluarga untuk mendukung kegiatan ini.
• Di tempat kerja: Pastikan untuk melaksanakan shalat tepat waktu, bahkan shalat sunnah seperti Dhuha.
• Saat istirahat: Gunakan waktu untuk berdzikir atau membaca Al-Qur’an.
• Penutup hari: Syukuri segala pencapaian dan jadikan setiap kesalahan sebagai pelajaran untuk hari berikutnya.
Integrasi antara ibadah dan pekerjaan adalah kunci keberhasilan dunia dan akhirat.
Dengan menjaga ibadah, kita memperkuat hubungan dengan Allah, meningkatkan kualitas kerja, dan menambah keberkahan rezeki.
Sebagai pemimpin atau karyawan, jadikan ibadah sebagai prioritas.
Mari mulai dari diri sendiri, lalu sebarkan nilai-nilai ini kepada keluarga, rekan kerja, dan lingkungan.
Dengan begitu, kita membangun kehidupan yang lebih berkah, produktif, dan penuh manfaat.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah