PENTINGNYA mengetahui adab utang piutang karena dalam Islam, permasalahan utang ini adalah masalah yang sangat berpengaruh saat di akhirat nanti.
Ada yang misalnya memiliki amalan yang luar biasa, tetapi ternyata tertahan masuk surga karena permasalahan utangnya di dunia belum usai.
Oleh sebab itu, masalah utang piutang diatur dalam Al-qur’an dan hadits yang cukup jelas.
Baca Juga: Jangan Mengabaikan Membayar Hutang
Adab Utang Piutang
Berikut adab utang piutang bagi seorang muslim.
1. Jangan pernah tidak mencatat utang piutang. “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.” (QS Al-Baqarah: 282)
2. Jangan pernah berniat tidak melunasi utang. “Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang pencuri.” (HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)
3. Punya rasa takut jika tidak bayar utang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan tidak masuk surga.
“Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali utang.” (HR Muslim)
4. Jangan merasa tenang kalau masih punya utang. “Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR Ibnu Majah ~ shahih)
5. Jangan pernah menunda membayar utang. “Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman.” (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)
6. Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru membayar utang.
“Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)
7. Jangan pernah mempersulit dan banyak alasan dalam pembayaran utang.
“Allah ‘Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang.” (HR An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
8. Jangan pernah meremehkan utang meskipun sedikit.
“Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan.” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
9. Jangan pernah berbohong kepada pihak yang memberi utang.
“Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkar.” (HR Bukhari dan Muslim)
10. Jangan pernah berjanji jika tidak mampu memenuhinya.
“… Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban ..” (QS Al-Israa’: 34)
11. Jangan pernah lupa doakan orang yang telah memberi utang.
“Barang siapa telah berbuat kebaikan kepadamu, balaslah kebaikannya itu.
Jika engkau tidak menemukan apa yang dapat membalas kebaikannya itu, berdoalah untuknya sampai engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya.” (HR An-Nasa’i dan Abu Dawud).
Hadits-hadits diatas adalah sebagai pengingat ketika kita akan berutang atau memiliki utang pada siapapun.
Jagalah adab kita dalam berutang, meminjam dengan baik, tidak berbohong dan tidak pula marah ketika tidak diberi pinjam atau ketika ditagih. [Cms]
[ Ustaz Abdul Halim bin Abas]