SIKAP manusia dalam menghadapi manusia bermacam-macam.
Negeri kita, Indonesia, berkali-kali dirundung bencana.
Bencana yang paling dahsyat bahkan tercatat sebagai terbesar di dunia adalah Gempa Tsunami Aceh 2004, berkekuatan 9,1 sampai 9,3 skala Richter.
Memakan korban lebih dari 130.000 jiwa.
Selain itu juga gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana lainnya.
Bencana tidak hanya berasal dari alam saja, bisa juga karena kebiasaan buruk manusia.
Atas berbagai musibah tersebut, marilah kita ucapkan istirja’.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Seungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah pahala atas musibah kami ini dan gantilah musibah itu dengan sesuatu yang lebih baik darinya.
Lalu bagaimana sikap manusia terhadap musibah yang menimpanya?
Al-Quran menggambarkan, ada empat sikap manusia ketika menerima musibah.
Pertama, sikap yang baik. Yakni, semua musibah yang terjadi menjadi pelajaran atas kekeliruan di masa lalu dan menyadarkan diri untuk kembali ke jalan yang lurus.
لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
(Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Rum:41).
Bila musibah itu terjadi pada diri sendiri akibat perbuatannya, ia segera bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan segala perbuatan yang tidak diridhai oleh-Nya.
Kedua, sikap paling baik. Yaitu, sikap hamba-hamba yang saleh, segala musibah dihadapinya dengan sabar dan tawakal.
Baca juga: Perang Pemikiran, Upaya Memadamkan Cahaya Islam
4 Sikap Manusia Dalam Menghadapi Musibah
Segala cobaan akan mempertebal keimanan mereka kepada Allah, semakin tunduk menghinakan diri di hadapan-Nya, bahwa segala sesuatu sesungguhnya hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Yaitu orang-orang yang apabila mereka tertimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun.” Mereka itulah yang mendapatkan berkah dan rahmat dari Tuhannya. (Al-Baqarah:156-157).
Ketiga, sikap buruk. Mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memperbanyak zikir dan bacaan Al-Quran, dan memohon kepada-Nya di saat mendapat cobaan dan penderitaan.
Namun ketika keadaan kembali normal, ia pun kembali kepada sikap semula, durhaka dan maksiat kepada-Nya.
Keempat, sikap paling buruk. Berbagai ujian dan cobaan menimpanya, bermacam penderitaan menderanya.
Krisis multidimensi tak kunjung berhenti.
Namun semua itu tak membuatnya berlutut sujud dan merendahkan diri di hadapan Allah, ia tetap dalam keadaan semula, sombong lagi durhaka dan menentang perintah (syariah)-Nya.
وَلَقَدْ اَخَذْنٰهُمْ بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوْا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُوْنَ ٧٦
Sungguh, Kami benar-benar telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri. (Al-Mu’minun:76).
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]