TAHUKAH kamu, ada 3 dari sekian banyak fakta penting yang perlu kamu tahu tentang pembebasan Palestina di Era Shalahuddin.
Fakta-fakta ini akan menjadi jawaban bagi kita, bahwa jalan menuju Baitul Maqdis adalah target kita selanjutnya.
Allah memberikan kita tawaran untuk kembali membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan yang memilukan.
Memilih kamu dan aku, jika kau mau tentunya.
Dikutip dari laman telegram Gen Saladin, fakta-fakta tersebut di antaranya:
1. Shalahuddin Al Ayyubi hidup ketika Negeri Syam terbagi menjadi 5 negara salib yang mencengkram
Dunia Islam sedang pecah-pecahnya, sesama negeri muslim malah mementingkan diri sendiri.
Banyak anak-anak muslim yang tidak mengenal Islam dan ilmu-ilmu agama.
Disitulah Shalahuddin memainkan perannya untuk menyatukan negeri-negeri muslim dalam persatuan yang padu.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sebab ia tahu, ketika dunia Islam terpecah belah, Palestina tidak akan pernah kembali ke pangkuan kaum Muslimin.
Ia juga terkenal sebagai tokoh pendidikan yang membangun ratusan sekolah agama yang mengajarkan anak-anak muda muslimin semangat membebaskan Al Aqsha.
Shalahuddin menyatukan negeri-negeri di Syam, sebagian Iraq dan Mesir.
Negeri-negeri itu adalah kunci pembebasan Palestina, sebuah rencana yang dilakukan juga lebih dulu di masa Khalifah Umar bin Khattab.
2. Shalahuddin adalah “finishing touch” yang menjadi akhir estafet para kesatria kesatria hebat sebelumnya yang ingin membebaskan Palestina
Nah, disini kita akan melihat, bahwa Shalahuddin meneruskan perjuangan Sultan Nuruddin Zanki.
Nuruddin Zanki melanjutkan perjuangan Ayahnya, Imaduddin Zanki.
Kesemuanya adalah para pendekar yang membuat gentar pasukan salib.
3 Fakta Penting yang Perlu Kamu Tahu Tentang Pembebasan Palestina di Era Shalahuddin
Itulah kenapa, sebab kita menamakan media ini dengan nama “Generasi Shalahuddin”, karena Shalahuddin itu bukan satu orang.
Shalahuddin adalah satu generasi! Sebelum wafatnya, Nuruddin Zanki telah membuat mimbar yang ia bertekad akan menaruhnya di Al Aqsha ketika bebas.
Namun beliau syahid sebelum bisa mewujudkan mimpi besarnya.
Ternyata, 13 tahun kemudian Shalahuddin benar-benar membawa mimbar Nuruddin di Al Aqsha ketika bebas.
3. Shalahuddin memiliki ratusan ribu tentara yang siap siaga bertempur kapanpun, namun mengapa di pertempuran terbesar melawan Pasukan Salib, ia hanya membawa 13 ribu pasukan?
Shalahuddin Al Ayyubi sangat memerhatikan akhlaq, ibadah dan ketaatan pasukannya pada Allah.
Setiap malam ia menginspeksi pasukannya: mana yang shalat malam, mana yang beribadah, berzikir.
Ia tak mau Baitul Maqdis gagal dibebaskan karena maksiat pasukannya.
Untuk itulah ia memilih 13 ribu pasukan terbaik yang paling berkualitas ibadahnya, dan itulah kunci yang membuat Shalahuddin memenangkan pertempuran Hitthin melawan 60 ribu pasukan Salib.
Baca juga: Kisah Shalahuddin Al Ayyubi dan Impiannya untuk Berhaji
Ia berhasil merontokkan 30 ribu pasukan, dan menawan 30 ribu sisanya.
Nah, kawan semuanya. Sejarah Shalahuddin memberi inspirasi pada kita bahwa memenangkan Baitul Maqdis adalah tugas dan tanggungjawab sejarah kita pada Allah dan RasulNya.
Bagaimana mungkin kita terdiam ketika seabad lebih Masjid Al Aqsha dalam jajahan zionis?
Bangkitlah engkau generasi Shalahuddin.
Shalahuddin bukanlah satu orang, Shalahuddin adalah satu generasi, dan kamu ada di antaranya.
Apakah kamu sudah menentukan jalan hidupmu? Ketika nanti Al Aqsha bebas, kamu akan jadi pelaku sejarah, atau hanya menonton?[Sdz]