SUDAHKAH kamu tahu apa saja adab bagi penuntut ilmu? Adab-adab berikut haruslah kita perhatikan agar kita bisa mudah memahami ilmu serta ada keberkahan di dalamnya.
Baca Juga: Nasihat bagi Penuntut Ilmu dan di antara Tanda Keikhlasannya
12 Adab bagi Penuntut Ilmu
1. Pergi dan duduknya ke majelis ilmu wajib ikhlas hanya karena Allah Ta’ala, tanpa adanya riya’ dan tujuan lainnya
2. Berdo’a kepada Allah Ta’ala sebelum dimulainya majelis ilmu supaya ilmunya diberkahi, yaitu dengan ditambahkannya ilmu, diberi pemahaman dan dimudahkan dalam mengamalkannya
3. Bersegera datang ke majelis ilmu dan tidak terlambat, datangnya terlebih dahulu sebelum ustaznya
4. Apabila majelis ilmu ada di masjid, maka sebelum duduk kerjakanlah shalat sunnah tahiyatul masjid
5. Apabila bercampur-baur di antara jamaah wanita dan pria, maka hendaknya diberikan pembatas atau hijab di antara mereka untuk menghindari fitnah, atau bisa mengadakan majelis ilmu di tempat tertentu khusus untuk para wanita
6. Tidaklah menyuruh kepada orang lain untuk berdiri, pindah atau menggeser dari tempat duduknya
7. Tidak meletakkan tangan kiri ke arah belakang, karena itu adalah perilaku kaum yang dimurkai (HR. Abu Dawud no. 4848)
8. Hendaknya segera mendekat kepada ustaz saat berada di kajian
9. Senantiasa berusaha mencatat ilmu agar tidak mudah hilang dan lupa
10. Ketika bertanya maka lakukanlah cara adab bertanya yang benar, dan di antaranya dengan bahasa yang sopan, lembut, tidak mengandung penghinaan, kemarahan, dan tidak mengadu domba.
11. Tenang, tidak berbicara, serta tidak bersenda gurau atau berbantah-bantahan yang sia-sia, tidak sibuk sendiri dengan banyak bergerak, atau menolah-noleh, dan lain-lain. Hendaknya, mata tertuju fokus kepada ustaz dalam majelis ilmu
“Barangsiapa yang tidak memuliakan ilmu, maka ilmu tidak menjadikannya mulia.”
Apabila murid berakhlak buruk kepada ustaznya, maka menimbulkan dampak yg buruk, seperti akan hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, atau tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Sebaik-baiknya kalian Islamnya adalah yang paling baik akhlaknya jika mereka menuntut ilmu.” (HR. Ahmad no. 10329, lihat Shahiihul Jaami’ no. 3312, hadits dari Abu Hurairah)
Usamah bin Syariik رضي الله عنه berkata :
“Kami duduk di sisi Nabi ﷺ seakan-akan terdapat burung di atas kepala kami, dan tidak ada seorang pun dari kami yang berbicara” (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban, lihat Shahiihut Targhib no. 2652)
Imam asy-Syafi’i رحمه الله berkata :
“Aku telah membalik lembaran halaman di hadapan Malik dengan pelan, karena aku segan kepadanya agar dia pun tidak mendengar suaranya.”
Ar-Rabi’ bin Sulaiman رحمه الله berkata :
“Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya.”
Janganlah datang sekedar bermain HP dan banyak menguap, duduk bersandar, tidur, memotret, menjulurkan kaki, suka memberikan komentar saat sang ustaz sedang menjelaskan, sambil makan dan minum, sibuk bagi-bagi permen, tujuannya hanya untuk berdagang saja, dan lain-lain.
Jangan mengangkat suara saat firman Allah dan hadits Rasulullah ﷺ sedang dibacakan, karena bisa menghilangkan rahmat dan terhapusnya amalan. (baca QS. 7 : 204 dan QS. 49 : 2)
Ahmad bin Sinan رحمه الله berkata : “Tidak ada yang berbicara di majelisnya ‘Abdurrahman bin Mahdi, tidak ada pensil yang diraut, tidak ada seorang pun yang tersenyum, serta tidak ada seorang pun yang berdiri, seolah-olah di atas kepala mereka ada burung, atau seolah-olah mereka sedang shalat.
Lalu apabila dia melihat salah seorang di antara mereka tersenyum atau bercakap-cakap, maka dia memakai sandalnya lalu keluar.” (Siyar A’laamin Nubalaa’ IX/201-202)
12. Bershalawat kepada Nabi ﷺ dan juga membaca do’a kafaratul majelis saat selesai
“Kaum mana saja duduk di suatu majelis lalu mereka berpisah sebelum berdzikir kepada Allah dan sebelum bershalawat kepada Nabi ﷺ, melainkan hal itu akan menjadi kerugian bagi mereka dari Allah.
Apabila Allah menghendaki, maka Dia akan mengadzab mereka dan apabila Dia menghendaki, Dia pun akan mengampuni mereka.” (HR. Al-Hakim 1/674, hadits dari Abu Hurairah, Shahiihul Jaami’ no. 2738)
Ustaz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar