DIJELASKAN oleh Cahyadi Takariawan seorang Konselor Ketahanan Keluarga dan pendiri Wonderful Family Institute bahwa keluarga bahagia ialah keluarga yang pandai mensyukuri nikmat.
Terkadang, kita melihat ada orang yang tidak pernah memiliki beban atau masalah dalam kehidupan.
Orang yang selalu tampak ceria bahagia. Kita menganggapnya sebagai orang hebat, yang tak punya permasalahan.
Demikian pula, kita melihat ada keluarga yang tampak selalu harmonis bahagia, seakan tak pernah ada badai dalam kehidupan mereka.
Padahal kondisinya belum tentu seperti itu.
Ketika kita melihat orang yang tampak selalu bersemangat dalam kehidupan, bukan berarti mereka tidak punya permasalahan.
Ketika kita melihat orang yang tampak selalu bahagia dalam kehidupan, bukan berarti mereka tidak punya persoalan.
Ketika kita melihat keluarga yang tampak selalu harmonis bahagia, bukan berarti mereka tidak punya pertengkaran.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Namun, mereka adalah orang yang tak suka menceritakan berbagai kegetiran
Mereka adalah orang-orang yang lebih suka berpikir positif, pandai mensyukuri hidup, dan pandai menikmati kehidupan.
Mereka adalah orang-orang yang lebih suka mengeksplorasi hal-hal yang membahagiakan, ketimbang menumpahkan berbagai kesedihan.
Mereka adalah orang-orang yang memilih untuk menjalani hidup dengan kebahagiaan, dibanding mengutuk berbagai kegelapan.
Dalam kesempatan lain Cahyadi juga menjelaskan faktor penting yang menjadi kunci kebahagiaan hidup berumah tangga lainnya adalah ketemunya chemistry penyatuan jiwa suami dan istri.
Setelah menikah, mereka menjadi satu jiwa yang utuh, saling terikat dengan rumus yang tepat, sehingga tidak ada godaan yang bisa memisahkan mereka.
Keluarga Bahagia, Pandai Mensyukuri Nikmat
Kondisi ini dapat disebut dengan “kesejiwaan”, suami dan istri yang sudah menemukan chemistry hubungan dan memiliki ikatan yang kokoh (mitsaqan ghalizha) tak terpisahkan.
Untuk mencapai situasi kesejiwaan ini tidak mudah, walaupun juga tidak susah.
Hanya memerlukan kesabaran dalam melalui prosesnya yang tampak rumit.
Langkah pertama adalah berusaha saling mengerti dan memahami.
“Takkenal maka tak sayang”, demikian pepatah mengatakan.
Baca juga: Keluarga Bahagia Itu Sederhana Saja
Salah satu penyebab munculnya kendala komunikasi pasangan suami istri adalah tidak adanya saling pengertian dan pemahaman satu dengan yang lain.
Suami tidak memahami karakter isteri, dan isteri tidak memahami karakter suami.
Untuk itu suami dan istri harus saling memahami karakter, sifat, kepribadian dan kondisi diri dan pasangan.
Kita sudah mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam kondisi yang khas, berbeda satu dengan yang lainnya.
Kromosom mereka berbeda, hormon yang berkembang dalam tubuh mereka berbeda, struktur otak mereka juga berbeda.
Wajar jika karakter dan watak mereka pun berbeda.[Sdz]